“Tujuannya bagus menstimulasi otak pengemudi pada jalan yang bebas hambatan. Karena orang suka ngelamun atau microsleep saat berkendara di tol,” kata Jusri.

Jusri mengatakan otak manusia saat mengemudi di tol kerap monoton. Oleh sebab itu garis kejut tersebut bisa menggairahkan kinerja otak. Bahkan singing road dinilai lebih ‘kalem’ ketimbang rumble strip.

BACA JUGA :  Diduga Rem Blong, Truk Muatan Batu di Ciampea Bogor Tabrak 3 Mobil

“Rumble strip itu kadang orang ngerasa tidak nyaman, rasanya kesal. Tapi ini menyadarkannya melalui lagu. Bila perlu jangan cuma di tol, di jalan lain yang potensi orang ngantuk juga dipasang” ungkap Jusri.

Kekurangan
Singing road bisa terdengar ‘enak’ ketika kecepatan mobil 80 km per jam hingga 100 km per jam. Lebih atau kurang dari kecepatan itu nada menjadi tidak bagus.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor, Jumat 17 Mei 2024

Namun menurut Jusri ada kelemahan pada sistem ini yaitu saat pengemudi melintas dengan kecepatan 150-160 km per jam. Singing road disebut bisa merusak ban.

“Ya ban lama kelamaan bisa rusak kalau kecepatannya sampai segitu,” kata Jusri.Seperti yang dikutip CNN Indonesia (Viana/pkl/net)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================