SUKAJAYA TODAY – Tim relawan dari Persatuan Wartawan Indonesia Peduli Kemanusiaan (PWI PEKA) Kota Bogor bersama dengan Persatuan Guru Honorer (PGH) Kabupaten Bogor melaksanakan kegiatan mengajar di kelas darurat, di Desa Cileuksa, Kecamatan Sukajaya.

Ketua PWI PEKA Kota Bogor, Eko Hadi menjelaskan, di wilayah tersebut, longsor yang terjadi pada Rabu 1 Januari 2020, menimpa SDN 02 Cileksa dengan kondisi sangat rusak. Sedangkan SDN 05 Cileksa akses menuju sekolah itu tertutup material longsor. Sedangkan untuk SDN 01, 03 dan 04 dijadikan lokasi pengungsian oleh warga yang jadi korban terdampak bencana.

Akibatnya, sambung Eko, ratusan siswa di desa setempat, terganggu prores belajar dan mengajarnya. Dengan kondisi memperihatinkan tersebut, tim relawan dari Persatuan Wartawan Indonesia Peduli Kemanusiaan (PWI PEKA) Kota Bogor lakukan kelas pengajaran darurat, bekerjasama dengan relawan mahasiswa.

“Ada sekitar 60 sampai 70 siswa yang ikut dalam kelas darurat ini. Mereka terbagi menjadi tiga kelompok. Mulai kelompok 1 dari kelas Paud, kelompok dua dari kelas 1 sampai 3 SD dan kelompok tiga untuk kelas 4 sampai 6 SD,” kata Eko Kamis (16/1/2020).

BACA JUGA :  Seleksi Paskibraka Kota Bogor, 150 Peserta Lolos Tahap Selanjutnya

Untuk tiga kelompok itu, pelajaran yang diberikan berbeda atau disesuaikan dengan kondisi siswa. Untuk kelas Paud, pelajaran lebih banyak di isi dengan materi ringan dengan membacakan cerita bergambar dan bernyanyi.

Untuk kelompok dua di isi pelajaran ringan menghitung dan menghafal, juga disertai cerita atau nyanyi. Lalu untuk kelompok ketiga, pelajaran mencoba disesuaikan dengan pelajaran mereka biasanya.

“Jadi sebenernya ini untuk trauma healing juga, namun kan mereka juga harus tetap belajar,” kata Eko menjelaskan.

Eko mengatakan untuk gedung tempat belajar darurat PWI PEKA, sementara memakai gedung sekolah SDN 03 yang berada di Kampung Cileksa Tonggoh. Eko mengatakan sebetulnya ruang belajar memang tidak memadai, sehingga dia pun berharap pemerintah atau relawan berkenan membangunkan sekola-sekola darurat.

Ia menyebut PWI PEKA berinisiatif menggelar kelas pengajaran darurat, bertujuan agar siswa tidak terlalu jauh tertinggal pelajaran yang sebentar lagi akan menghadapi ujian akhir.

“Untuk tenaga pengajar kita juga melibatkan adik-adik mahasiswa yang berkenan menjadi relawan,” ucap Eko.

BACA JUGA :  Rafael Struick Yakin Timnas Indonesia Mampu Tumbangkan Uzbekistan

Sementara, Ketua PGH Kabupaten Bogor, Halim Sahabudin, meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor segera memulihkan sekolah terdampak bencana dan menghidupkan kembali dunia pendidikan.

Halim menyebut baik Pemkab atau relawan hanya berfokus pada bantuan logistik, namun pendidikan anak-anak terdampak bencana seakan luput dari perhatian.

“Saat di wilayah yang tidak terdampak bencana bersekolah, anak-anak di lokasi bencana hanya bermain lumpur. Miris,” kata Halim.

Halim mengatakan seharusnya relawan yang tergerak hatinya membantu, jangan hanya di fokuskan pada bantuan bahan pangan dan sandang saja. Namun setidaknya, ada sebagian yang memikirkan nasib kesehatan dan pendidikan juga. Sehingga demikian dirinya bersama jajarannya bergerak bersama tim Peduli Kemanusiaan PWI Kota Bogor, membangun sekolah seadanya dengan melibatkan anggotanya di PGH menjadi relawan pengajar.

“Dari awal kami ingin bisa memanfaatkan profesi kami sebagai guru. Alhamdulillah ada tim PEKA PWI Kota Bogor ngajak bareng, ya kami senang,” kata Halim. (Firdaus)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================