Ketua Kelompok Sadar Wisata Kampung Sejarah Lawang Seketeng (Pokdarwis), Andri Adi Kusumo, menuturkan, pada zaman kolonial lantai bawah Langgar Dukur Kayu ini adalah tempat berkumpulnya para pejuang, pemuda-pemuda ansor dan pemuda dari Partai Nahdatul Ulama. Di tempat itu pula, HOS Cokroaminoto berunding dengan tokoh bangsa lainnya saat zaman penjajahan.

“Plakat Partai NU masih menempel utuh di lantai bawah Langgar,” kata dia.

BACA JUGA :  Diskominfo Kabupaten Sijunjung Bertandang ke Kabupaten Bogor Pelajari Pengelolaan Media dan PPID

Andri menceritakan, Presiden RI pertama Soekarno semasa masih kecil juga pernah belajar mengaji di lantai bawah Langgar Dukur Kayu. Salah satu guru ngaji Soekarno kecil yaitu Mbah Pitono yang makamnya berada di gang III tak jauh dari Langgar.

“Mbah Pitono ini dipercaya masyarakat adalah guru ngaji Bung Karno semasa kecil,” kata dia.

Seperti yang dikutip dari sindonews.com, Langgar Dukur inipun telah ditetapkan oleh pemerintah kota Surabaya sebagai bangunan cagar budaya pada tanggal 10 Nopember 2019. Dalam keseharian, Langgar masih dipergunakan mengaji, sholat,taraweh dan pengajian. Apabila ada hajatan, dilantai bawah selalu dipakai tahlil, yasin hingga latihan hadrah.

BACA JUGA :  Pj. Bupati Bogor Bersama Danrem 061/SK Buka Pelaksanaan TMMD ke-120 di Wilayah Sukamakmur 

“Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, pada saat ini kegiatan-kegiatan itu terus dilakukan. Kedepan tetap kami adakan kearifan lokal yang ada dikampung ini,” pungkas Andri. (Selvi/PKL/net)

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================