Siapa sangka, tradisi nguntal cindil itu juga dilakukan oleh Pakubuwono XII, Seorang Raja Kasunanan Surakarta pada tahun 1945 – 2004. Hal tersebut diketahui dari sebuah video dokumenter karya IGP Wiranegara yang berjudul “Pakubuwono XII: Sunan Amardika”.

Dalam video tersebut memperlihatkan keseharian Pakubuwono XII yang tidak diketahui banyak orang. Termasuk kebiasaan Pakubuwono XII melakukan ritual ‘nguntal cindil’ sebagai jamu.

“Itu tradisi nguntal cindil itu ada dimana-mana seperti di China atau Jawa. Menurut mereka makan bayi tikus itu biasanya buat kuat atau stamina. Setahu saya sih begitu, karena saya orang Bali bukan orang Jawa,” ujar IGP Wiranegara kepada detikcom (30/01).

BACA JUGA :  Tragis, Istri di Medan Tewas Tertabrak Kereta, Diduga Sedang Melamun usai Bertengkar dengan Suami

Menurut Irtya Qiyamulail, Edukator Bidang Gizi, hewan seperti bayi tikus itu biasanya ada kandungan protein dan lemaknya. Namun, itu tergantung juga dengan cara pengolahannya. Apalagi tikus identik dengan lingkungan yang kotor.Hingga saat ini tradisi nguntal cindil itu juga masih dilakukan oleh orang Jawa. Kini kebanyakan yang melakukannya adalah para kuli untuk menambah stamina fisiknya karena dinilai mengandung nutrisi. Mereka juga mengaku bahwa merasa lebih kuat setiap kali menyantap bayi tikus.

BACA JUGA :  Lolos 8 Besar Piala Asia U-23, Erick Thohir Apresiasi Juang Pemain Timnas Indonesia

Lebih lanjut, Irtya Qiyamulail mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada penelitian terkait hal tersebut. Jadi, belum dipastikan apakah tikus bisa efektif meningkatkan stamina atau tidak. Seperti yang dikutip dari detik.com (Amanda/PKL/net)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================