BOGOR TODAY – Tren kebencanaan di Indonesia hingga 2020 saat ini mengalami peningkatan terutama bencana hidrometeorologi seperti banjir, puting beliung, banjir bandang, abrasi juga tanah longsor.

Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Dodo Gunawan mengungkapkan fenomena bencana hidrometeorologi ini berkaitan erat dengan perubahan iklim. Hal ini diungkapkan Dodo saat menjadi pembicara dalam diskusi panel Rapat Koordinasi Nasional Badan Penanggulangan Bencana 2020 dengan tema ‘Ancaman Hidrometeorologi: Banjir, Banjir Bandang, Tanah Longsor, Puting Beliung, Abrasi’ di Indonesia Disaster Relief Training Ground (Ina DRTG) Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Bogor, Jawa Barat (3/2/2020).

BACA JUGA :  Cemilan Buka Puasa dengan Nugget Pisang Keju yang Lezat Dijamin Keluarga Suka

“Bahwa tren kebencanaan, di Indonesia kita melihat semakin sering terjadi berbagai jenis bencana namun kalau dihimpun secara umum, paling banyak karena bencana hidrometeorologi. Fenomena perubahan iklim atau iklim ekstrem kaitannya dengan bencana hidrometeorologi secara keseluruhan,” ungkap Dodo.

Saat ini, perubahan iklim dan dampaknya semakin nyata dapat dirasakan. “Perubahan iklim dan dampaknya sudah dapat kita rasakan. Kondisi ekstrem yang terjadi di Indonesia tidak terlepas dari perubahan iklim itu sendiri. Kalau kita tidak dapat mengendalikan perubahan iklim, maka bahaya semakin mengancam,” katanya.

BACA JUGA :  Berbagi Kebahagiaan, JJB Bagikan Takjil Gratis Ke Pengendara

Dodo menjelaskan emisi gas rumah kaca menjadi salah satu penyebab utama terjadinya perubahan iklim. “Sebagaimana kita mengenal namanya perjanjian Paris, dimana kita harus menekan laju emisi gas rumah kaca itu sebagai biang perubahan iklim. Dia yang membuat perubahan suhu di bumi kita meningkat sehingga dampaknya cuaca dan iklim kita tidak menentu,” jelasnya.

============================================================
============================================================
============================================================