BANDUNG TODAY – Menjelang perayaan hari Valentine, Dinas Pendidikan Provinsi Jabar mengeluarkan surat edaran yang berisi imbauan agar murid sekolah setingkat menengah atas (SMA) maupun tingkat menengah kejuruan (SMK) tidak merayakan Valentine. Surat tersebut ditandatangani langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Jabar, Dewi Sartika.

Surat tersebut diterbitkan pada Selasa (11/2/2020) lalu. Tujuan imbuan tak rayakan hari Valentine ialah agar murid memiliki akhlak yang mulia dan menghindari kegiatan yang bertentangan dengan norma agama.

Dewi membenarkan telah mengeluarkan surat imbauan tersebut. Dia pun mengimbau agar murid tetap mengikuti kegiatan belajar sebagaimana mestinya pada perayaan hari Valentine.

“Saya mengimbau peserta didik pada tanggal tersebut untuk mengikuti kegiatan belajar sebagaimana mestinya,” kata dia Kamis (13/2/2020).

BACA JUGA :  Kecelakaan Truk Boks di Parungkuda Sukabumi Tabrak Mushola, Diduga Sopir Mengantuk

Dewi menambahkan, alangkah baik bila murid mengisi waktu luang dengan kegiatan yang lebih bermanfaat dan produktif. Namun, dia mengaku belum ada sanksi khusus yang diberikan kepada murid yang mengabaikan imbauan.

“Siswa diimbau untuk mengisi watu luang dengan kegiatan yang positif dan produktif serta menjaga diri dari kegiatan-kegiatan yang merugikan diri sendiri, keluarga dan masyarakat,” ucap dia.

Sebelumnya, surat edaran juga dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung yang berisi larangan merayakan Valentine bagi murid tingkat dasar (SD) dan menengah pertama (SMP) di Bandung. Surat itu ditujukan pada kepala sekolah dan ditandatangani lalu dicap langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Hikmat Ginanjar.

BACA JUGA :  Resep Membuat Semur Bandeng Betawi, Menu Makan yang Bikin Ketagihan

Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung Cucu Saputra membenarkan pihaknya sudah mengedarkan surat tersebut. Menurut dia, larangan merayakan Valentine bukan tahun ini saja dilakukan. Larangan bertujuan untuk mengantisipasi murid melakukan hal-hal yang tak patut saat hari Valentine.

Selain itu, Cucu menambahkan, murid tingkat dasar dan menengah pertama masih dalam pencarian jati diri sehingga membutuhkan pengawasan. Lagipula, lanjut dia, Valentine tidak sesuai dengan budaya dan norma agama yang berlaku di Indonesia. (net)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================