“Ada level jenjangnya, muda, madya hingga utama. Mereka dilatih disini, bersama teman-teman dari Universtiy Jepang, yang juga membantu alat latihan dan cara belajar. Soal kebencanaan, nggak mungkin semua pemerinrah yang urusi, tapi harus melibatkan masyarakat berbasis komunitas. Dan Tagana ini merupakan komunitas,” jelasnya.

Keterlibatan Jepang dalam Tagana ini dinilai sebagai kesempatan Indonesia. Sebab, Jepang adalah negara yang layak sebagai tempat belajar kebencanaan.

BACA JUGA :  Lansia di Purbalingga Tewas usai Jatuh dari Pohon Mahoni Saat Cari Pakan Ternak

Terlebih sambungnya, ada kemiripan kondisi wilayah dari dua negara ini. Di Jepang, sambung dia, anak-anak pun paham saat ada bencana dan tindakannya seperti apa.

“Intinya yang harus kita terapkan berbasis komunitas. Adanya tagana dan lainnya bisa nggak guna saat tidak memanfaatkan basis komunitas,” ucapnya.

BACA JUGA :  Parigi Moutong Diguncang Gempa M4,8, Terasa di Sausu hingga Poso

Selain itu, sambung Juliari, ada juga kawasan siaga bencana, dimana ada kawasan rawan bencana tapi sudah disiapkan orang-orang dilokasi tersebut untuk jadi petugas terlatih. Jadi apabila ada bencana, mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan. (Firdaus)

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================