Hampir seluruh negara maju melakukan penutupan (lockdown) yang menyebabkan puluhan orang berdiam di rumah. Di Indonesia, pemerintah memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Bersekala Besar) per 10 April ini. Salah satu sektor lapangan kerja padat karya yang akan terkena dampak langsung dari penerapan PSBB ini adalah sektor transportasi.

Di Jakarta, ribuan pengemudi Ojol (ojeg online) yang bakal dilarang mengangkut penumpang orang, mulai resah. Mereka mulai mempertanyakan bantuan apa yang akan pemerintah berikan kepada mereka jika mereka dilarang mengangkut penumpang orang. Sekarang saja, sebelum diberlakukan PSBB pendapatan mereka sudah turun tajam.

Di berbagai negara di dunia, sudah banyak terekspos bahwa bisnis dan pekerja di bidang transportasi, hospitaliti mengalami keruntuhan ketika bisnis penerbangan mengalami keruntuhan. Lalu banyak bar, restauran dan segala usaha pendukung industry perhotelan dan pariwisata pun terpaksa ditutup.

Moody, lembaga pemeringkat efek dunia, memperkirakan dalam skenario terburuknya bahwa seluruh industri akan hancur lebuh. Pada saat pandemic Covid-19 masih terus merebak, para ekonom sudah berpikir bagaimana tragedi ini akan mengubah dunia. Eswar Prasad, profesor politik ekonomi Universitas Cornell menyatakan, kondisi pandemic akan mendorong perusahaan-perusahaan untuk mengkaji kembali biaya integrasi ekonomi global. Arus barang, modal, dan orang telah menghasilkan keuntungan yang sangat besar. Namun juga telah menciptakan saluran penularan global yang cepat dari guncangan keuangan, konflik geopolitikal, dan epidemic.

BACA JUGA :  Sarapan dengan Pancake Pisang Sirup Maple yang Enak dan Simple

Akibat wabah virus corona ini hampir 1/3 dana pasar saham menguap. Indeks saham Dow Jones anjlok sekitar 35 % dalam sebulan. Saham-saham perusahaan penerbangan seperti United Airlines sudah jatuh 70%, saham Hotel Marriot sudah nyungsep 50%. Tren jatuh berguguran ini masih akan berlanjut terus dan akan melahirkan kepanikan-kepanikan baru. Sementara itu, hamper bisastikan kemampuan bank sentral untuk membantu perekonomian pun terbatas.

PHK Besar-besaran
Lalu apa yg akan terjadi berikutnya? Goldmann Sachs (GS) pekan lalu memperingatkan bahwa GDP Amerika akan terjerembab ke level 24% pada kuartal kedua tahu ini. Dengan tingkat pengangguran meningkat 9% dalam tahun ini. Laporan GS menyatakan bahwa akan terjadi PHK, daya beli masyarakat akan jatuh secara cepat dan dramatik.

Menurut GS, dampak dari pandemik global ini akan melahirkan resesi yang jauh lebih buruk dari resesi besar pada tahun 2008. Saat terjadi resesi keuangan pada 2008, GDP Amerika Serikat jatuh 8,4% pada kuartal ke 4. Penurunan GDP ini akan melampaui rekor 10% yang pernah terjadi paska perang dunia ke 2 di awal tahum 1958. Semua gambaran buruk ini akan sama terjadi di seluruh negeri di dunia pada saat ekonomi jatuh karena virus corona.

BACA JUGA :  Wajib Tahu, Selada Air Punya Banyak Manfaat untuk Kesehatan, Simak Ini

Ekonom CNN Kevin Hasset memprediksi, pandemic global ini akan mengulang great depression yang dimulai tahun 1929 dan berlangsung selama bertahun tahun. Kita akan mengalami great depression karena tidak mungkin mengirim orang bekerja normal, terlalu berisiko tertular virus corona.

Pelajaran apa yang bias kita ambil? Pertama, wabah corona baru permulaan dan baru sebulan lebih saja, masyarakat sudah mengalami perubahan hidup yang luarbiasa. Jalan terbaik bagi kita adalah jangan sampai terjangkiti virus corona dan juga sampai menularkan. Sebab, sekalipun kita sudah bias mengatasi penyebaran virusnya, kita akan menghadapi masalah besar yaitu depresi ekonomi dunia. Depresi ekonomi adalah resesi yang berkepanjangan.

Seacara teori, yang disebut resesi adala jika terjadi pertumbuhan ekonomi kurang dari 2% dalam 1 tahun, maka depresi lebih dari itu bisa terjadi minus dan selama bertahun tahun. Dr Datuk Sri Tahir, anggota Dewan Pertimbangan Presiden Jokowi, dalam wawancara dengan CNN Indnesia, masih menghibur kita bahwa negeri ini akan mengalami recovery lebih cepat dari Cina dan Jepang dalam mengatasi dampak ekonmi dari pandemic global Covid-19. Benarkah? Wallahu alam bisawaaab….! (*)

Halaman:
« ‹ 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================