CIBINONG TODAY – Pemerintah Kabupaten (pemkab) Bogor melirik dua rumah sakit yang berada di Kabupaten Bogor sebagai alternatif untuk pengujian diagnosis Covid-19. Setelah sebelumnya menunjuk laboratorium IPB.

Dua rumah sakit yang dimaksud yakni Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong dan RSUD Ciawi.

Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Bogor Syarifah Sopiah membenarkan, pihaknya telah mengajukan surat kepada IPB.

Tujuannya agar pemeriksaan atau diagnosis pasien yang terjangkit Covid-19 tidak butuh waktu lama. Selama ini, sampel dari tes swab beberapa pasien mesti dikirimkan ke Jakarta. Hasilnya baru bisa ketahuan setelah beberapa hari.

Jika laboratorium IPB bisa dipakai, tentu akan memangkas waktu analisis untuk pasien Covid-19. Pasalnya, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) di Kabupaten Bogor tergolong cukup banyak. Bahkan, sebanyak sembilan pasien telah meninggal dunia sebelum terkonfimasi positif atau negatif Covid-19.

BACA JUGA :  Penemuan Mayat Tersangkut Tumpukan Kayu di Sungai Dalu Dalu Batubara

Meski begitu, Syarifah juga ingin memastikan seberapa besar kemampuan laboratorium IPB dalam satu hari. Jika jumlah sampel spesimen terlalu banyak, tentu pemkab Bogor tak bisa memaksakan terlalu jauh. Mereka tetap memperkirkan alternatif laboratorium lain di Bandung dan Jakarta.

“Namun kami sedang mencoba meningkatkan kemampuan RSUD Ciawi dan Cibinong untuk bisa mulai menguji spesimen Covid-19, walaupun mungkin dalam jumlah yang tidak banyak. Akan tetapi, ini baru sampai taraf self assesment dulu,” ungkap Syarifah sapaan akrabnya, Senin (13/4/2020).

BACA JUGA :  DPP Partai Golkar Dukung Penuh Jaro Ade di Pilkada 2024

Saat ini, lanjut Syarifah, Dinas Kesehatan provinsi Jawa Barat sedang melakukan screening bagi seluruh RS rujukan di Jawa Barat yang memungkinkan untuk melakukan uji Covid-19. Diantara persyaratannya seperti harus memiliki alat PCR, Tes Cepat Molekuler (TCM), hingga Biohazard Safety Cabinet (BSC).

“RSUD Cibinong dan RSUD Ciawi termasuk dalam 174 RSUD rujukan se-Indonesia yang diminta melakukan self assesment. Memungkinkan atau tidaknya (kelengkapan), kami menunggu penilaian dari Dinkes Jabar dan Kemenkes,” bebernya. (Bambang Supriyadi)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================