“Saat angkanya mulai naik terus, saat itu pula kami tidak diperbolehkan untuk melakukan pengetesan. Jadi ketika kami punya kasus, kami kirim sampelnya ke laboratorium (pemerintah) pusat. Kemudian, laboratorium nasional itu akan menginformasikan hasilnya, apakah positif atau negatif. Hingga akhir Februari, kami bertanya-tanya kenapa semuanya negatif?” kata Anies. Sindiran ketiga adalah perihal mudik. Anies berpendapat seharusnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) melarang mudik lebih awal dibanding yang dia lakukan. Sebagaimana diketahui, keputusan larangan mudik disampaikan pada 21 April dan berlaku pada 24 April (dengan segala syarat dan ketentuannya). Bila mudik dilarang lebih awal, maka penularan COVID-19 ke daerah-daerah lain bisa dicegah. Kini sudah ada 1,6 juta orang dari Jakarta yang mudik ke provinsi-provinsi lainnya. Untuk mencegah wabah COVID-19 gelombang kedua pada akhir Mei, Anies akan menutup arus balik mudik. Dia tidak khawatir dianggap bersikap berlebihan. “Saya tidak khawatir dengan apa yang media sosial katakan soal kebijakan kami, saya lebih khawatir dengan apa yang sejarawan akan tulis di masa depan mengenai kebijakan kami,” ujar Anies. (net)
Halaman:
« 1 2 » Semua
BACA JUGA :  Wedang Tape Ketan, Santapan Hangat Enak Dinikmati Saat Hujan
============================================================
============================================================
============================================================