BOGOR TODAY – Bisnis kuliner merupakan salah satu bisnis yang memiliki potensi besar. Tak sedikit orang sukses menjalankan bisnis di bidang kuliner, seperti halnya Indra Maulana, yang menjalankan Sate Maranggi. Bisnis kuliner yang ia bangun sejak 2017 lalu, kini Sate Maranggi miliknya dikenal oleh masyarakat lantaran memiliki cita rasa yang berbeda dengan sate pada umumnya. Bahkan, saat ini sudah memiliki cabang diberbagai tempat. Namun dibalik itu, pria yang akrab disapa Kang Ewok ini pun ternyata memiliki cerita sebelum menjadi pengusaha sate seperti sekarang ini. Ia mempunyai berbagai perjalanan bisnis, mulai dari bisnis pulsa hingga bergabung di salah satu perusahaan bisnis Multi Level Marketing (MLM). Bisnis yang Ia geluti itu dimulai sejak 2007 silam, namun dua tahun berikutnya di tahun 2009 ia mencoba membuka bisnis kuliner. “Di tahun itu, saya coba membuka usaha kedai kopi dengan beberapa teman selama dua tahun di kawasan Jatinangor Jakarta. Setelah lulus, kami semua berpisah dan membuka bisnis kuliner secara sendiri di daerah Tebet, selama 4 tahun,” katanya. Bisnis kuliner yang ia jalani tersebut sempat istirahat selama dua tahun karena ingin membuka di binis di bidanv event orgnizer (EO). Di bisnis ini berbagai pameran, bazar dan lain sebagainya dia tampilkan, termasuk mempromosikan produknya sendiri. Dari situ dirinya mengaku banyak belajar berbagai macam produk yang diciptakan oleh UMKM di Indonesia. “Nah di tahun 2016, saya putuskan untuk kembali ke dunia kuliner, saya mengawali langkah membuka warung kopi dikawasan Puncak Bogor bernama Pallet Cafe untuk mengumpulkan modal dengan menjual aneka kopi, mie, jagung dan sate serta makanan berat lainnya. Namun dalam perjalanan saya diajak oleh teman yang memiliki tempat di Bogor kota, saya berpikir untuk memilah produk yang paling laku di warung kopi saya yaitu Sate Maranggi,” ujarnya. Dalam menjalankan bisnis sate tersebut, Kang Ewok mengaku banyak belajar dari karyawan sate maranggi yang ada di Purwkarta dan Cipanas. Selain belajar tentang cara pengolahannya dan juga resep, Ia kemudian belajar mengenai market atau pemasaran. “Market di Purwakarta dan Cipanas cenderung sama, namun memang dari yang sudah kami survey bahwa peminat sambal kecap pedas manis serta sambal oncom lebih banyak. Maka itu, tak jarang yang suka ke Purwakarta beralih ke Cipanas, dan saat itu lah saya coba ciptakan resep kombinasi sambal maranggi dan brand untuk sate maranggi bersama istri,” jelasnya. Tak sampaibdi situ, Ia dan istrinya berpikir untuk mencarikan nama buat usaha satenya itu dan terciptalah nama Sata Maranggai ‘Nyamar’ yang tak lain singkatan dari Nyate Maranggi. Pemberian nama tersebut agar mudah diingat oleh masyarakat. “Alhamdulillah berjalan empat bulan Sate Maranggi Nyamar diterima oleh masyarakat Bogor dan beberapa wisatawan yang bermain ke Bogor. Namun bulan kelima ketika ramai, teman memutuskan untuk tidak kerjasama tempat yang akhirnya menjadi sebuah kendala namun nambah berkah karena kami menemukan tempat pengganti yang tidak jauh dari sebelumnya sehingga masih bisa dijangkau pelanggan kami,” terangnya. (Heri) Bagi Halaman
BACA JUGA :  Kebakaran Hangsukan Kapal Wisata Sea Safari 7 di Perairan Labuan Bajo
============================================================
============================================================
============================================================