BOGOR TODAY – Pemerintah Kota Bogor berupaya mengambil langkah cepat dalam penanganan penyebaran virus covid-19, terutama mengenai lonjakan pada kasus terbaru yang telah terjadi di wilayah Kota Bogor saat ini. Bima Arya Walikota Bogor mengatakan, pada hari ini ada 163 kasus positif yang sempat terjadi lonjakan sejak 9 Juni, dari lonjakan itu 53,84% terdapat 28 kasus. Menurutnya angka tersebut adalah sumber penularan dari fasilitas kesehatan seperti, rumah sakit, laboratorium dan apotek. “Atas penelusuran tim Dinas Kesehatan dan tim Provinsi telah menemukan banyak fakta tidak ditemukannya protokol kesehatan di tempat-tempat tersebut, misalnya jalur pasien yang masih belum dipisah, pengolahan limbah medis, pemisahan toilet dan sebagainya. Jadi cukup banyak temuan kita yang mengindikasikan protokol kesehtan yang tidak maksimal diterapkan”, ujar Bima dalam keterangan persnya di Balaikota Bogor, Jumat (19/06/2020). Ia melanjutkan, yang pertama dari luar Kota Bogor seperti Jakarta dan sekitarnya ataupun dari luar negeri ada sejumlah 10 kasus atau 19,23% yang ketiga adalah kantor pemerintahan terdapat sejumlah 7 kasus atau 13,46% dan yang keempat adalah pertokoan dan pusat perbelanjaan terdapat 8 kasus atau 13,89%. Menurutnya, Pemkot akan memperketat protokol kesehatan disemua tempat tersebut, kemudian pihaknya akan melakukan tiga langkah strategis mengantisipasi agar tidak terjadinya lonjakan. “Pertama penguatan mitigasi infeksi, sistem lacak dan sistem pantau yang sering kita dengar istilah surveilence kami melakukan penguatan pasukan dilapangan kami sebut pasukan ini pasukan detektif covid dan deteksi aktif covid”, katanya. Ada 2 unit, sambung Bima, yang pertama unit pelacak dan unit pemantau yang pelacak ini tugasnya adalah melacak spot orang-orang yang terindentifikasi positif kemudian menentukan ODP semaksimal mungkin seakurat mungkin. “Ini terdiri dari tim kecamatan, aparatur babinsa dan ada babinkamtibmas dan ada juga perwakilan puskesmas, jumlah tim keseluruhan ada 370 orang ditingkat kecamatan dan kelurahan,” katanya. Bima melanjutkan, yang satu lagi unit pemantau tugasnya untuk memastikan agar orang yang ODP tetap dipantau agar tidak berkeliaran selama 14 hari, “ada 822 orang diseluruh Kota Bogor yang kita rekrut untuk menguatkan tim yang ada di puskesmas ditambah satu kader di RW siaga,” ucapnya. Masih kata Bima, langkah pertama pihaknya ingin memperbanyak jumlah personil dilapangan yang bisa mengidentifikasi secara aktif, dan yang kedua memperbanyak test masif swab, saat ini jumlah tes swab di Kota Bogor ada 3.596 yang menghasilkan 162 positif. “Kita ingin agar angka ini terus dinakikan sehingga paling tidak mendekati standar dari WHO, karena ada rumusan dari WHO dengan confidence dilevel 95%, paling tidak kota Bogor harus melakukan sampai 8.500 swab tes dengan menimbang jumlah penduduk Bogor yang jumlahnyacl 1 juta penduduk. Karena itu kita perlu 5.000 swab tes lagi dan saat ini kita perlu penambahan kapasitas dan akan kita alokasikan kepada anggaran Covid atau Belanja Tidak Terduga (BTT) yang sudah ada,” jelas Bima. Ketiga adalah kampanye masif protokol kesehatan, pakai masker jaga jarak dan cuci tangan. “Saya minta seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Kepala Dinas dan para Camat melakukan sidak masker setiap hari dan membagikan masker kepada seluruh warga dengan tagline kita, disiplin kita vaksin kita,” pungkasnya. (Adit) Bagi Halaman
BACA JUGA :  Ditinggal Ibu Menyapu, Bocah di Makassar Terjebak Mesin Cuci
============================================================
============================================================
============================================================