Oleh : Heru B Setyawan (Pemerhati Pendidikan) Seperti kita ketahui Partai Politik (Parpol) di Indonesia kalau kita bedakan arah perjuangannya hanya ada dua, yaitu Parpol berciri Islam (religius) dan berciri umum (nasionalis). Meski dalam praktiknya, bisa saja Parpol berciri Islam tapi punya program nasionalis sekaligus, demikian juga sebaliknya, Parpol berciri umum tapi punya program yang Islami. Tapi tetap icon Parpol di Indonesia sudah terbentuk, yaitu Parpol Islam itu PKS, PPP, PAN, PKB, dan PBB. Sedang Parpol nasionalis adalah Gerindra, PDIP, Golkar, Nasdem, Demokrat dan Hanura. Pada masa Orde Baru (Orba) hanya ada 3 Parpol, yaitu Golkar, PDI dan PPP. Golkar adalah Parpol pemerintah yang didukung oleh TNI, Polisi, dan ASN. Sementara  PDI adalah Parpol oposisi yang  mengusung Marhaenisme ajaran Soekarno. PDI berubah menjadi PDIP setelah terjadi konflik internal dengan adanya 2 pengurus yaitu pimpinan Megawati dan Soerjadi. PDI pimpinan Megawati yang menang akhirnya PDI berubah menjadi PDIP, sementara PDI pimpinan Soerjadi mati dengan sendirinya. Sedang PPP merupakan hasil gabungan dari 4 partai keagamaan yaitu Partai Nahdlatul Ulama (NU), Partai Serikat Islam Indonesia (PSII), Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) dan Parmusi. Penggabungan keempat partai keagamaan ini bertujuan untuk penyederhanaan sistem kepartaian di Indonesia dalam menghadapi Pemilu pertama pada masa Orba tahun 1973. Setelah pasca reformasi maka lahirlah banyak Parpol yaitu 48 pada Pemilu 1999. Pemilu 2004 jumlahnya ada 24 Parpol. Pemilu tahun 2009 jumlah Parpol 34. Pemilu tahun 2014 diikuti oleh 12 Parpol. Dan terakhir Pemilu tahun 2019 diikuti oleh 16 Parpol, dengan catatan ini plus Parpol lokal yang ada di Provinsi Istimewa Aceh Darussalam. Penulis hanya membatasi 4 contoh parpol baru pada Pemilu 2019 yang keok dan tidak masuk senayan yaitu: 1. Partai Perindo didirikan oleh pengusaha media, MNC Group, Hary Tanoeseodibyo (HT) HT. Siapa yang tidak mengenal HT, hampir semua orang Indonesia tahu siapa itu HT, karena beliau adalah bos MNC Group dan hampir tiap hari ada di TV wajahnya. Meski  ada jargon yang sangat terkenal yaitu siapa yang menguasai media maka akan menguasai dunia. Tapi hal ini tidak berlaku untuk Perindo dan Perindo hanya dapat 3.738.320 suara  (2,67 %). 2. Partai Berkarya digagas oleh putra mantan presiden RI ke 2 Soeharto, Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto. Partai Berkarya didominasi oleh mantan kader Partai Golongan Karya.
BACA JUGA :  Durhaka! Anak di Makassar Tega Aniaya Ibu Kandung, Ancam Akan Bakar Rumah
============================================================
============================================================
============================================================