BOGOR TODAY – Sejumlah wali murid ontrog salah satu sekolah di Cibinong, Kabupaten Bogor. Mereka meminta pihak sekolah transparan terkait penggunaan anggaran studi tour, perpisahan, ujian nasional berbasis komputer hingga program Indonesia pintar.
Anggaran yang mencapai ratusan juta rupiah tersebut diduga telah dipotong pihak sekolah tanpa adanya koordinasi bersama orang tua siswa. Syelvia Nulhusna salah satu orang tua siswa mengungkapkan agenda yang telah direncanakan para siswa ini dampak Covid-19 hingga pelaksanaanya dibatalkan. Dengan begitu mereka meminta agar anggaran yang sudah dibayarkan kepada pihak sekolah untuk dikembalikan tanpa adanya potongan yang dinilai cukup besar dan merugikan para wali murid. “Mengenai dana tour anak-anak, karena setiap tahunnya kan memang mengadakan studi tour, ini karena terkendala adanya Covid-19 hingga terjadi pembatalan. Karena batal dilaksanakan uangnya itu tidak transparan kami terima dari pihak sekolah kami hanya meminta konfirmasi dan penjelasan secara jujur namun kami hanya dapat jawaban yang tidak memuaskan,” ujar Syelvia kepada wartawan, Selasa (22/7/2020) kemarin. Selain itu, pihaknya juga mengaku pernah membawa masalah tersebut secara kekeluargaan namun pihak sekolah malah menantang agar masalah ini dibawa ke jalur hukum. Ia pun menyanggupi atas tantang yang diberikan dengan membawa pengacara. “Kami juga telah melayangkan surat somasi pertama, namun tetap diabaikan pihak sekolah dan ini merupakan somasi kedua dan mudah-mudahan hari Senin mendatang sudah mendapat jawaban dari pihak sekolah,” terangnya. Menurut dia, permasalahan itu hampir menemukan titik terang dengan menggelar pertemuan kedua belah pihak, namun lagi-lagi buntu karena pihak sekolah mengeluarkan aturan baru yang hingga saat ini tidak adanya kejelasan. “Pada pertemuan kami yang pertama itu akan dikembalikan dengan dicicil selama tiga bulan, nah dengan dicicil selama tiga bulan kami merasa keberatan tapi tiba tiba pihak sekolah melakukan pengulangan lagi, mereka menyanggupi akan melunasi angsurannya jadi istilahnya tidak konsisten. Makanya tidak ada kejelasan sampai sekarang,” terangnyan Karena tidak adanya kejelasan, pihaknya pun mengumpulkan sejumlah bukti dari pihak sekolah dan melakukan survei ke pihak vendor agar mendapat kepastian dan penjelasan lebih dalam. Hanya saja penjelasan pihak vendor dan sekolah ia dapati perbedaan statement. “Makanya ini yang kami pertanyakan. Pihak vendor menyatakan adanya potongan lima persen. Tapi pihak sekolah menyebut 20 persen. Ada juga vendor mengembalikan full tapinsekolah tetap melakukan pemotongan. Study tour ini batal tapi mengapa pihak koperasi mendapat keuntungan 150 juta. Harusnya even batal rugi dong, tetapi kenapa ini mendapat keuntungan,” keluhnya. Sementara itu, saat dikonfirmasi wartawan terkait dugaan penyelewengan dana yang dilayangkan para wali murid, pihak sekolah memilih enggan untuk berkomentar. (Bambang Supriyadi). Bagi Halaman
BACA JUGA :  Jadwal SIM Keliling Kabupaten Bogor, Rabu 15 Mei 2024
============================================================
============================================================
============================================================