BOGOR TODAY –  Minuman bir kerap disebut minuman yang memabukan. Namun bir yang satu ini justru malah menyehatkan dan memiliki khasiat tinggi, serta menghangatkan tubuh. Iya, bir kotjok. Minuman tradisional khas Bogor ini merupakan minuman yang dibuat secara regenerasi atau turun temurun. Agus, yang merupakan pewaris generasi ketiga resep tradisional ini mengatakan awal mula bir tersebut dibuat sejak 1948 silam. Kakeknya saat itu menemukan racikan minuman untuk acara-acara perayaan pernikahan. Oleh sebab itu sempat dikenal dengan nama bir penganten. Karena tempat kelahirannya di sekitar kawasan pecinaan Bogor, maka minuman tersebut laris digunakan untuk perayaan pernikahan etnis Tionghoa. “Mulai 1965 tuh baru dijual keliling sama abah (kakek), di sekitar Suryakencana-Pasar Bogor,” ujar Agus kepada bogor-today.com saat mencoba racikan birnya, Kamis (27/8/2020) kemarin. Agus menuturkan, sejak saat itulah bir ini mulai dikenal dengan “Bir Kotjok Bogor si Abah”, dan tak hanya bagi perayaan warga Tionghoa, sampai sekarang sering untuk acara perpisahan, rapat pemerintah ataupun yang lainnya. Usaha bir tersebut sempat dipegang sang bapak, sekitar tahun 1980-an, dan beroperasi di sekitar gerbang utama Kebun Raya Bogor. Mulai tahun 2008 resep tradisional racikan keluarganya itu resmi diturunkan kepadanya. Resep andalannya ini terdiri dari jahe, kayu manis, cengkeh, gula pasir dan aren. Bahkan jahe yang digunakannya hanya jahe merah. “Jahe merah bagus buat kesehatan sirkulasi darah, juga lebih pedas dan hangat dibanding jahe biasa,” ujar Agus. Inilah yang membuatnya menyehatkan, sekaligus “memabukkan” karena meminumnya tidak cukup sekali. Tak butuh pengawet untuk meraciknya, Agus percaya kandungan cengkih di dalamnya dapat berfungsi juga sebagai pengawet alami, walaupun hanya tahan dua hari. Agus pun mempertontonkan aksinya membuat bir kepada bogor-today.com dan pembeli lain. Seperti bartender ia memainkan alat serupa dengan gayung alumunium yang dalam, mengaduk atau mengocok sari-sari rempah sehingga keluar buih putih dari airnya. Setelah buih dirasa cukup, barulah Agus menuangkan ke gelas besar. Buih pun meluap keluar tampak seperti bir sungguhan yang dikocok oleh bartender, tapi yang ini bertuliskan alkohol nol persen dan akan membuat badan hangat. Ia mengatakan busa yang dihasilkan berasal dari cengkeh bertemu kayu manis yang dikocok bersama es batu. Sepintas terlihat serupa dengan bir pletok khas betawi. Namun, Agus menjelaskan perbedaannya ada di bahan rempah yang digunakan, juga tidak menggunakan secang dan kapulaga. Walaupun disajikan dengan es batu, khasiat minuman tersebut tetap terasa hangat di tenggorokan saat bogor-today.com mencobanya. Untuk menemuinya, minuman berkhasiat ini dapat ditemui di pusat kuliner teras Surken, di Jalan Bata, Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. (Bambang Supriyadi) Bagi Halaman
BACA JUGA :  Petir Sambar 3 Nelayan di Sampang Madura saat Melaut
============================================================
============================================================
============================================================