“Alhamdullilah sekarang sudah banyak peminatnya. Saya menjual dengan tiga varian rasa yang berbeda. Ada kelapa, gula merah dan keju. Pernah mencoba rasa cokelat, tapi kurang diminati. Saya jual Rp 12 ribu untuk rasa original (kelapa dan gula merah), Rp 15 ribu untuk rasa keju, dan Rp 25 ribu untuk rasa super keju,”ungkapnya. Untuk menjaga kualitas dan rasa, talas yang digunakan adalah jenis talas ketan wangi. Walaupun menurut petani talas, talas ketan rasanya kurang enak, tetapi talas ketan wangi yang diolah Ade merupakan talas yang terbaik.  “Waktu itu pernah mencoba talas jenis lain, tapi rasanya tidak terlalu enak, ada rasa gatal menempel di tenggorokan. Dari situ saya terus gunakan talas ini. Berhubung di Bogor sudah jarang talas jenis akhirnya, saya berinisiatif sendiri ambil dari luar Bogor,” jelasnya. Ade berharap seupan taleus bisa lebih dikenal masyarakat luas karena merupakan pangan lokal dan ketika menikmatinya berasa nostalgia masa lalu.  “Makanya saya selalu jaga kualitas. Saya selalu belajar apa keinginan pelanggan agar mereka selalu puas dengan dagangan saya. Saya juga tidak terlalu khawatir adanya isu virus corona, yang penting cara olahnya bersih, Insha Allah terhindar dari penyakit,” pungkasnya. (Bambang Supriyadi)
Halaman:
« 1 2 » Semua
BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor, Rabu 8 Mei 2024
============================================================
============================================================
============================================================