Ia menjelaskan, bahan dasar pembuatan guci ini adalah dari kardus bekas yang dipotong-potong kecil kemudian direndam dalam air agar dapat hancur menjadi bubur kertas. Bubur kertas kardus kemudian dicampur dengan sisa nasi yang dilembutkan sebagai perekat untuk bisa dibentuk menjadi aneka karya yang diinginkan. “Selain guci, saya juga membuat asbak, aksesoris atau gantungan lampu hias, pigura untuk foto yang semuanya terbuat dari limbah kardus. Meski dibuat dengan proses yang masih manual, tapi produk ini, saya jamin kuat, tahan terhadap air dan bisa bertahan lebih dari lima tahun,” jelasnya. Djoko yang juga sebagi pengurus di Bikers Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan ABRI (FKPPI) Bogor ini mengungkapkan, proses pembuatan satu buah guci bisa memakan waktu satu hingga dua minggu tergantung besar ukuran dan tingkat kesulitan model yang dibuat. Sedangkan untuk harga jualnya mulai kisaran Rp750 ribu sampai Rp sembilan juta. “Ya, awalnya saya juga kaget ternyata nilai jualnya cukup fantastis mulai ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Tapi dibalik itu semua, saya berharap prakarya seperti ini dapat memotivasi dan ditularkan kepada orang lain agar memiliki modal keterampilan dalam menjalani hidup. Saya juga berencana mengajarkan ini kepada siswa taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD),” ucapnya. (Bambang Supriyadi)
Halaman:
« 1 2 » Semua
BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kota Bogor, Rabu 24 April 2024
============================================================
============================================================
============================================================