BOGOR TODAY – Tradisi baca dan budaya literasi sangatlah penting diterapkan di tengah gempuran era digital dan revolusi industri. Selain dapat menambah pengetahuan, membaca dapat menjadi cara untuk menanamkan nilai-nilai kearifan lokal. Seiring tersingkirnya nilai-nilai budaya di kalangan anak-anak. Berangkat dari permasalahan itu, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka bakal menggelar “Festival Literasi Gunung Salak ke-3” yang bertempat di Desa Sukaluyu Kaki Gunung Salak Bogor, Kabupaten Bogor, Minggu (15/11/2020) mendatang. Dalam gelaran festival ini, pendiri TBM Lentera Pustaka sekaligus Pegiat Literasi Indonesia, Syarifudin Yunus menyebut akan menampilkan sajian menarik terkait budaya literasi dan tradisi membaca yang telah dijalankan anak-anak taman bacaan dalam 3 tahun terakhir. Tak hanya dalam peringatan hari jadinya yang ke- 3, TBM Lentera Pustaka, FLGS sekaligus menjadi ajang kreativitas anak-anak taman bacaan yang secara rutin tiga kali dalam seminggu membaca di taman bacaan sekalipun di tengah pandemi Covid-19. “Festival Literasi Gunung Salak ke-3 ini digelar sebagai simbol tegaknya tradisi baca dan budaya literasi di kalangan anak-anak kampung. Sekaligus upaya membangun peradaban masyarakat pedesaan dan gerakan literasi. Agar jangan ada lagi anak putus sekolah, di samping menghormati budaya lokal pentas seni dan budaya baca yang kini mulai terpinggirkan” sebut Syarifudin, Minggu (8/11/2020). Nantinya, sambung Syarifudin ada beberapa kegiatan di festival tersebut, yakni syukuran dan renungan lentera pada Sabtu malam, 14 November 2020 yang dihadiri oleh 70 anak pembaca aktif dan tokoh masyarakat. Kemudian senam literasi massal sebagai kegiatan rutin anak-anak TBM Lentera Pustaka sebelum memulai “jam baca”. Lalu disambung oleh aksi literasi anak-anak TBM Lentera Pustaka dengan menampilkan enam tarian/drama/puisi anak-anak taman bacaan. “rencananya, Grace Batubara (istri Menteri Sosial RI) pun akan hadir sekaligus menyalurkan bantuan sosial (Bansos) kepada 1.359 Kepala Keluarga (KK) di Desa Sukaluyu yang terdampak Covid-19,”. Syarifudin mengisahkan, TBM Lentera Pustaka yang terletak di kampung Warung Loa Desa Sukaluyu kaki Gunung Salak, di usia ke-3 kini telah menjadi tempat membaca 70-an anak-anak usia sekolah yang terancam putus sekolah dampak kemiskinan di wilayahnya. Sebagai taman bacaan masyarakat (TBM) swadaya, kini per anak telah terbiasa membaca buku lima hingga delapan buku per minggu. Dari sebelumnya tidak memiliki akses buku bacaan sama sekali. Dengan koleksi lebih dari 3.800 buku, TBM Lentera Pustaka bertekad menegakkan tradisi baca dan budaya literasi pada anak-anak agar tidak tergerus oleh nafsu era digital yang kadang menyesatkan. Selain aktivitas taman bacaan, TBM Lentera Pustaka pun memiliki program GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) yang diikuti 11 ibu-ibu buta huruf, di samping membina 12 anak yatim sebagai binaan agar tetap lanjut sekolah meski salah satu orangtuanya sudah tidak ada. Syarifudin berharap, melalui Festival Literasi Gunung Salak, TBM Lentera Pustaka para orang tua, masyarakat, dan pemerintah semakin peduli terhadap taman bacaan dan gerakan literasi, untuk mewujudkan masyarakat literat yang terbebas dari hoaks dan informasi yang tidak benar. Karena tanpa baca, masa depan merana. (B. Supriyadi) Bagi Halaman
BACA JUGA :  Harkitnas ke-116 di Kota Bogor, Indonesia Memasuki Kebangkitan Nasional Kedua
============================================================
============================================================
============================================================