Oleh : Heru B Setyawan (Pemerhati Pendidikan & Guru PPKn SMA Pesat) Karena ketidaktahuan tentang Habib, maka banyak orang Islam yang tidak mencintai Habib, bahkan ada yang menghina dan memfitnah Habib. Padahal banyak manfaat dan keberkahan jika kita mencintai seorang Habib. Siapa itu seorang Habib? Quraish Shihab mengatakan Habib adalah gelar yang sangat terhormat. Ada 3 kategori seorang bisa diberi gelar Habib, yaitu: punya pengetahuan agama mendalam, dapat mengamalkan ilmu yang dimiliki dan dapat mengabdi secara tulus di masyarakat. Menurut Bani Alawiyyah dari Hadramaut seorang dipanggil Habib karena telah melalui pendidikan keagamaan dan memiliki hubungan nasab dengan Nabi Muhammad SAW. Gelar Habib adalah gelar kehormatan yang diberikan kepada para keturunan Rosul SAW dari turunan Husen yaitu putra Ali bin Abi Thalib dan Siti Fatimah Zahra (putri Rosul SAW). Keturunan mereka tersebar ke Hadramaut, Asia Tenggara (termasuk Indonesia), Afrika Timur, dan beberapa negara Arab. Jadi dapat disimpulkan, bahwa tidak semua Habib punya kriteria di atas. Sehingga ada seorang Habib yang menjadi orang biasa, seperti teman saya seorang Habib tapi jadi Guru sejarah bahkan ada seorang Habib yang jadi preman.Berikut akan penulis ceritakan kisah inspiratif dari Habib yang jadi orang biasa dan menjadi preman. Kisah pertama, Almarhum KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) Beliau begitu mencintai Nabi, keluarga, dan dzurriyah/keturunan (yakni para Habib/Sayyid ). Suatu saat ada santri (seorang Habib tapi tidak berterus terang kepada Mbah Moen jika dia adalah seorang Habib) mendaftar sebagai santri baru. Kemudian sekitar jam 02.00 malam Mbah Moen bangun dari tidurnya dan langsung menuju kamar santrinya yang baru tersebut sambil berkata,”Mengapa kamu tadi tidak berterus terang bahwa kamu adalah seorang cucu Rosulullah seorang Habib? Barusan saya mimpi berjumpa dengan Rosulullah dan Beliau mengatakan titip cucuku yang tadi baru mendaftar untuk belajar di Pondok Pesantrenmu,”katanya sambil bergetar Kisah kedua, salah satu Guruku Ustadz Muhammad Daud Muslim sewaktu masih mondok mau pulang ke Pondok Pesantrennya (Ponpesnya) ketemu seorang preman yang badannya penuh tatto. Preman ini minta uang untuk beli rokok. Karena ketakutan Ustadz Muhammad Daud Muslim memberi uang ke preman tersebut. Setelah diberi uang, ternyata preman ini ingin tetap ikut Ustadz Daud, yaitu pingin tidur semalam di Ponpes. Sesampai di Ponpes, santri yang lain pada marah karena Ustadz Daud membawa seorang preman. Singkat cerita sewaktu akan shalat magrib, Kyai pimpinan Ponpes datang untuk jadi imam, tapi ada yang aneh, pak Kyai ini langsung mencium tangan preman tersebut, yang membuat kaget seluruh santri yang melihatnya.
BACA JUGA :  SAHUR OF THE ROAD RAWAN DENGAN TAWURAN PELAJAR
============================================================
============================================================
============================================================