Tak hanya rumah, longsoran juga memutus akses jalan yang menghubungkan tiga Kecamatan, yakni Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Desa Tegallega Kecamatan Cigudeg dan Desa Dago Kecamatan Parungpanjang.

Peristiwa serupa juga terjadi pada Jumat (6/8/2021) lalu. Sebuah tebing dengan kedalaman puluhan meter di wilayah Desa Cipinang mengalami longsor. Peristiwa longsor terjadi sekitar pukul 5.00 WIB diduga akibat curah hujan deras yang berturut – turut mengguyur wilayah tersebut.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor, Jumat 26 April 2024

Menurut keterangan warga sekitar, tebing itu merupakan sisa eksplorasi galian tambang yang ada di wilayah tersebut.

Longsor yang terus menerus membuat geram Aliansi Gerakan Jalur Tambang (AGJT). Mereka menyebut kerapnya longsor di wilayah Utara Kabupaten Bogor itu diakibatkan kelalaian pemerintah lantaran membiarkan aktifitas penambangan yang terus menjamur di sejumlah wilayah Kabupaten Bogor.

BACA JUGA :  Rumah dan Mesjid di Sukabumi Alami Rusak usai Diguncang Gempa Garut Magnitudo 6,5

Ketua Aliansi Gerakan Jalur Tambang Junaedi Adhi Putra menyebut bahwa bencana longsor itu diduga kuat akibat aktifitas penambangan batu alam yang menggunakan bahan peledak.

“Ini sangat berbahaya, karena minimnya jarak rumah warga dengan lokasi penambangan terlalu dekat dan hal itu perlunya penawasan pemkab Bogor ” tegasnya. (B. Supriyadi)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================