Congklak merupakan permainan tradisional tertua di dunia.

BOGOR-TODAY.COMCongklak merupakan suatu permainan tradisional yang dikenal dengan beragam nama di seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, terkadang biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan, batu-batu kecil serta kelereng atau plastik juga digunakan.

Di daerah Jawa, permainan ini lebih dikenal dengan nama congklakdakondhakon atau dhakonan. Di beberapa daerah di Sumatra yang berkebudayaan Melayu, permainan ini dikenal dengan nama congkak. Sedangkan di Lampung, permainan ini lebih dikenal dengan nama dentuman lamban, sementara di Sulawesi permainan ini lebih dikenal dengan beberapa nama: MokaotanMaggalecengAggalacang dan Nogarata.

Pada zaman dahulu, congklak dimainkan oleh kaum bangsawan, khususnya anak-anak dan remaja perempuan. Congklak yang digunakan merupakan congklak mewah dengan ukiran yang wah.

Dirangkum dari beberapa sumber, konon, permainan congklak masuk ke Indonesia saat dibawa para pedagang dari Arab. Pada saat itu, pedagang asing memang lebih banyak berinteraksi dengan pejabat, pengusaha, dan bangsawan di Jawa. Sembari menjalin hubungan, mereka memberikan oleh-oleh dari negara asalnya kepada pejabat setempat, salah satunya congklak.

Berasal dari Arab, congklak diperkirakan masuk ke Asia sekitar 1640. Selain Indonesia, congklak juga menyebar ke Filipina dengan nama cunkayan, Srilanka dengan nama canka, Semenanjung Melayu dengan nama conkak, dan Afrika dengan nama mankala.

Congklak Identik dengan Dolanan Jawa

Di Indonesia, congklak lebih identik sebagai permainan tradisional atau dolanan Jawa dengan nama dakon. Sejumlah ahli menduga, congklak merupakan papan permainan tertua di dunia. Dugaan ini berdasarkan temuan kepingan batu kapur yang mempunyai dua liang di Yordania yang diperkirakan berumur 5.000 hingga 7.000 SM.

BACA JUGA :  Petir Sambar 3 Nelayan di Sampang Madura saat Melaut

Cara Bermain

Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak.

Umumnya papan congklak terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan,. Pada papan congklak terdapat 16 buah lubang yang terdiri atas 14 lubang kecil yang saling berhadapan dan 2 lubang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lubang kecil di sisi pemain dan lubang besar di sisi kananya dianggap sebagai milik sang pemain.

Pada awal permainan setiap lubang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat memilih lubang yang akan diambil dan meletakkan satu ke lubang di sebelah kanannya dan seterusnya berlawanan arah jarum jam.

Bila biji habis di lubang kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bila habis di lubang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lubang kecil di sisinya. Bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lubang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa.

Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat diambil (seluruh biji ada di lubang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak.

BACA JUGA :  Pemuda di Bogor Nekat Lawan 3 Perampok Usai Mobilnya Dicuri

Sayangnya, perkembangan teknologi yang begitu pesat berhasil mengurangi minat anak-anak untuk bermain permainan tradisional. Anak-anak lebih memilih permainan daring yang dioperasikan melalui gadget atau smartphone daripada permainan tradisional.

Sementara, berdasarkan hasil penelitian seorang psikolog independen asal Inggris, Dr Linda Papadopoulos, menyimpulkan, permainan tradisional sangat penting untuk anak. Menurutnya, permainan-permainan tersebut sangat penting untuk perkembangan fisik dan mental.

Linda menambahkan, permainan tradisional juga dapat melatih kepercayaan diri dan ketahanan mental. Hal itu harus dimiliki oleh anak-anak agar pembentukan karakter anak baik. Pembentukan karakter anak sangat penting agar mentalnya tidak mudah goyah akibat perkataan negatif dari teman sebayanya.

Ketika bermain congklak, anak-anak akan dilatih jujur, sabar, berhitung serta mengatur strategi. Kegiatan mengambil biji congklak dan memasukkannya ke tiap lubang melatih anak untuk mengasah kemampuan motorik halusnya. Selain itu, kegiatan tersebut dapat membuat tangan anak menjadi lebih luwes sehingga anak akan lebih siap untuk belajar menulis.

Bermain congklak juga mampu mengasah kecerdasan otak kiri. Dalam permainan, pemain harus mengumpulkan biji congklak  yang lebih banyak dari lawannya agar dapat menang. Hal tersebut membuat anak akan mengatur strategi dan melakukan perhitungan dalam proses bermainnya.

Namun sangat disayangkan permainan tradisional yang memiliki nilai serta manfaat positif bagi kehidupan dan perkembangan anak, sudah jarang dimainkan oleh anak-anak. Jangankan bermain, melihatnya saja mungkin sudah nggak pernah. (net)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================