Dimana, dari lima anak SMPN 1 selama 6 bulan telah berlatih serta mempersiapkan dengan sematang-matangnya hingga sampai berjenjang ketingkat Nasional.
Kita menampilkan pertunjukan kreasi musik bambu ciptaan baru dari mulai alat sampai kemasan baru. Dengan mengusung tema tentang kepahlawanan Mohammad Toha dalam peristiwa Bandung Lautan Api, karena jukrak juknisnya harus mengangkat heroik seorang pahlawan yang berasal dari daerah Jawa Barat.
“Kita 3 kali lomba secara virtual, berat bagi kamu sebetulnya krna kita harus bikin panggung sendiri kalau kita lomba secara langsung kita tinggal main dipanggung tapi kalau ini kita harus visualnya audionya dan dekorasi,” ungkapnya.
Jadi luar biasa pengorbanan dari anak dan orang tua sekolah juga. Allhamduliilah menjadi yang terbaik dan smp1 sudah yg kedua kali menjuarai.
Ia menyebut, bahwa hampir 90 persen alat kita membuat sendiri dari bambu seperti Gambang Awi, Langgir Badong, Bedug Tunggul Kawung dan Rampang Awi yang larasnya itu bukan diatonik kita menggunakan laras pentatonik.
“Jadi, setiap tampilan itu pasti beda tapi kita tidak lepas dari yang namanya bambu dan kayu, dan itu hampir kebanyakan dari limbah untuk kita angkat menjadi sesuatu yang bernilai,” pungkasnya. (Aditya)