“Karena Bogor itu penyangga ibu kota. Jadi RTH nya di Bogor, tidak masalah sebetulnya. RTH yang memang tidak diapa-apakan hanya khusus untuk penghijauan. Sebetulnya dalam pelestarian lingkungan itu tidak ada batas wilayah, karena lingkungan itu milik kita semua. Itu saya kira juga salah satu upaya penyelamatan,” terang Ade.

Sehubungan dengan Peringatan Hari Agraria dan Tata Ruang Nasional (HANTARU) 2021, Kementerian ATR/BPN berencana akan menjadikan upaya penyelamatan kawasan Puncak ini dengan lebih masif.

Target yang diharapkan adalah sebanyak 50.000 pohon dapat ditanam hingga akhir 2021 dan sebanyak 500 sumur resapan dapat disiapkan. Hari ini dilaksanakan penanaman 5.000 pohon dan pembangunan 100 sumur resapan secara serentak dengan melibatkan komunitas masyarakat.

BACA JUGA :  Usai Pulang Mengaji, 4 Anak Tertimpa Tembok Roboh di Purwokerto, 1 Orang Tewas

Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Surya Tjandra menjelaskan, Kementerian ATR/BPN telah menginisiasi fasilitasi penanaman pohon dan pembangunan sumur resapan di Kawasan Puncak, dengan konsep perlindungan lingkungan hidup sekaligus pemberdayaan masyarakat.

“Kegiatan penanaman ini simbolik, kita mau menghutankan lagi kawasan Puncak. Hari ini secara simbolik, kita juga jalan kaki atau tea walk. Hari ini juga berkumpul Wagub Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat dan Banten, dan dari daerah sekitar Bogor juga hadir dalam upaya penyelamatan kawasan Puncak lebih masif.

Ia melanjutkan, seluruh Direktur Jenderal (Dirjen) kami juga hadir disini, dari IPB University dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) juga bergabung. Yang paling kongkrit untuk Puncak ya menanam pohon, memang problemnya disitu. Kedua dalam jangka panjang kita beresin tata ruangnya, intinya kita kerja kolaboratif.

BACA JUGA :  Tim Bulu Tangkis Indonesia Putri Juara Runner Up Piala Uber 2024

Wakil Gubernur Jawa Barat, UU Ruzhanul Ulum, mengungkapkan, persoalan banjir itu sudah biasa di wilayah Jawa Barat Bagian Selatan, penyebabnya semua antara lain karena di hulunya pohon-pohon ditebang, dialihfungsikan untuk jadi pendapatan masyarakat.

“Itu yang kami khawatirkan, jadi ketegasan pemerintah pusat akan sangat dibutuhkan, dan kami siap mendorong. Yang jelas ini kerja sama lintas sektor yang sangat krusial. Kita kolaborasi supaya jadi kesepakatan bersama, mumpung masih ada waktu untuk menyelamatkan kawasan Puncak, kita lakukan langkah konkrit yang nyata,” ungkap UU. (B. Supriyadi)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================