Wakil Rektor IPB
Kebun Cikabayan, lokasi meninggalnya salah satu mahasiswi IPB University akibat digigit ular berbisa. Foto : Istimewa.

BOGOR-TODAY.COM, BOGORWakil Rektor IPB Drajat Martianto menyebut kejadian mahasiswi digigit ular hingga meninggal baru pertama kali terjadi. Hal itu ia katakan pasca peristiwa meninggalnya salah satu mahasiswi IPB University lantaran gigitan ular berbisa di Kebun Cikabayan, Kampus IPB belum lama ini.

Drajat mengakui, jika kejadian digigit ular yang tidak berbisa memang selalu ada, namum tidak banyak kasusnya.

“Sejumlah hewan seperti ular berbisa sekalipun ada di lingkungan kampus IPB. Karena kampus IPB memang dikenal sebagai kampus biodiversitas yang artinya memiliki beragam flora dan fauna,” kata Drajat dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Jumat (19/11/2021)

Tak hanya ular, hewan seperti biawak dan musang juga ada, karena IPB memiliki kawasan hutan dan kebun yang cukup luas untuk menjaga keseimbangan secara alami.

Dengan demikian, Drajat berharap tidak ingin ada kejadian serupa kembali terjadi lagi ke depannya. Untuk itu, dia akan melakukan upaya pencegahan dan penanganan.

“Supaya tidak terulang lagi, nanti bakal dilakukan pembersihan di area dekat tempat praktikum, praktek lapangan hingga hunian dan fasilitas kampus. Kemudian, dia juga mengedukasi para mahasiswa agar mengenali bahaya ular berbisa selama beraktivitas di lapangan,” tuturnya.

Berdasarkan hasil monitoring Uni Konservasi Fauna (UKF) IPB University  sejak tahun 2016 hingga 2021, sebanyak 29 jenis ular yang ditemukan di area kampus IPB University.

Dari temuan tersebut, hanya ada tujuh jenis ular yang berpotensi membahayakan manusia apabila tergigit.

Dosen IPB University Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Dr Mirza Dikari Kusrini, mengakui bahwa IPB University dikenal sebagai kampus biodiversitas, jenis ular yang ada di IPB University tidak berbeda jauh dengan ular yang ada di permukiman di luar kampus, bahkan di permukiman di area perkotaan sekalipun.

BACA JUGA :  Santri di Bogor Lapor Polisi Usai jadi Korban Penganiayaan Seniornya, Sempat Dilempar Botol Beling

“Memang ada beberapa jenis ular di Kampus IPB Dramaga yang mungkin susah ditemukan di permukiman, tetapi kebanyakan dan beberapa ular yang dianggap berbahaya itu, sebenarnya bisa ditemukan di permukiman juga,” terang Dr Mirza.

Dosen IPB University itu mencontohkan, ular piton dan kobra juga bisa ditemukan di permukiman. Ia menyebut, banyak orang yang belum paham bahwa ular seperti kobra maupun piton, itu bisa bertahan di perkotaan.

Pasalnya, ular jenis ini bisa berada di permukiman karena mampu beradaptasi dengan lingkungan permukiman. Oleh karenanya berpotensi menimbulkan konflik dengan manusia.

“Jadi tidak aneh kalau di kampus IPB Dramaga Bogor ada ular. Di kampus mana pun atau tempat-tempat mana pun yang memiliki kebun maupun taman, pasti akan ditemukan ular,” ungkap ahli herpetofauna yang kepakarannya telah diakui dunia internasional ini.

Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa sebetulnya tidak mudah untuk menemukan ular, terlebih sampai dipatok ular. Menurutnya, ular bukan tipe hewan yang menyerang, tetapi ular ini cenderung untuk lari menghindar.

“Kalau ada getaran, ular akan kabur. Beberapa jenis ular akan mempertahankan sarangnya jika diganggu,” tambah Dr Mirza.

Hal senada juga diungkapkan Dosen IPB University Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (KSHE). Menurutnya, hal yang perlu diperhatikan adalah harus memahami bahwa ada satwa liar di sekitar kita, sehingga perlu berhati-hati.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor, Senin 20 Mei 2024

Tidak hanya itu, ia menekankan supaya tetap memakai pelindung diri ketika pergi ke kebun, hutan maupun area yang masih banyak terdapat satwa liar.

Terkait kasus mahasiswa IPB University yang meninggal karena diduga digigit ular, ia menyebut, pengalaman ini dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat untuk lebih mengenali gigitan ular serta penanganannya setelah tergigit ular.

Sementara itu, Nathan Rusli dari Herpetofauna Indonesia menyampaikan, ular akan menggigit apabila terancam seperti diinjak maupun dipukul.

Oleh karena itu, ia menyarankan supaya mengedukasi seluruh mahasiswa tentang bagaimana cara menghadapi ular, baik di dalam maupun di luar ruangan.

Di Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University, selain UKF ada juga kelompok pemerhati Herpetofauna, Himpunan Profesi Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (Himakova) yang aktif melakukan monitoring rutin herpetofauna selama lebih dari 10 tahun di kampus.

Organisasi kemahasiswaan dan Komunitas-komunitas ini memiliki data penyebaran ular di kampus sehingga mereka bisa melakukan kampanye-kampanye edukatif untuk warga IPB University dan sekitarnya.

Sebelumnya, HRP (23) ditemukan tewas di kebun Cikabayan Desa Babakan, Dramaga, Kabupaten Bogor usai digigit sekor ular kobra. HRP merupakan mahasiswi IPB Univsesity asal Jakarta.

Informasi tersebut dibenarkan Kepala Desa Babakan Syaehu Syan. Syehu menuturkan bahwa indisen itu terjadi pada Rabu (17/11/2021) sore sekitar pukul 15.00 WIB.

“Iya, informasi yang beredar korban sedang melakukan penelitian. Sudah divisum di lokasi katanya digigit ular kobra,” kata Syaehu. (B. Supriyadi)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================