Asal usul dan Sejarah Perayaan Tahun Baru
Asal usul dan Sejarah Perayaan Tahun Baru. Foto : Ilustrasi.

BOGOR-TODAY.COM – Pergantian tahun dari 2021 ke 2022 tinggal menghitung hari. Pada umumnya masyarakat di belahan dunia, termasuk Indonesia akan merayakannya dengan suka cita, mulai dari pesta kembang api, pesta kebun atau membuat resolusi.

Lantas, seperti apa asal usul dan sejarah perayaan tahun baru?

Melansir berbagai sumber, pada awalnya, perayaan tahun baru pertama kali dirayakan sekitar 4.000 tahun lalu di Babilonia. Tepatnya pada akhir bulan Maret. Alasan dirayakan Maret karena pada masa itu sedang terjadi pergantian musim. Jadi, masyarakat Babilonia merayakan tahun baru dengan mengadakan festival keagamaan besar-besaran yang disebut dengan ‘Akifu’.

Sejarah tahun baru Masehi dapat dilihat pada masa abad kuno, di mana peradaban di seluruh dunia mengembangkan kalender yang semakin canggih. Biasanya masyarakat pada saat itu akan menyematkan hari pertama pada tahun baru ke suatu peristiwa astronomi atau pertanian. Sebagai contoh di Mesir, yang mana tahun baru dimulai dengan banjir tahunan Sungai Nil.

BACA JUGA :  PT Raden Real Lestari Bagikan Bingkisan Untuk Anggota JJB

Setelah itu, bangsa Romawi mulai merayakan tahun baru setiap tanggal 1 Maret. Hal ini dikarenakan kalender Romawi kuno hanya terdiri dari 10 bulan 304 hari yang dimulai pada bulan Maret. Pada abad ke-46 sebelum masehi, perayaan tahun baru mulai dirayakan setiap tanggal 1 Januari. Penetapan ini dilakukan oleh Kaisar Romawi bernama Julius Caesar. Julius memilih 1 Januari sebagai perayaan tahun baru yaitu untuk menghormati nama bulan tersebut. Adapun diketahui bahwa bulan Januarius diambil dari nama dewa permulaan di Romawi, yaitu dewa Janus.

BACA JUGA :  Restoran Ramen Populer di Bogor, Hotmen Puaskan Selera dan Perut Para Penggemar

Perayaan tahun baru yang dilakukan oleh orang Romawi Kuno adalah dengan mempersembahkan korban kepada dewa Janus. Mereka juga mendekorasi rumah mereka dengan mengadakan pesta. Namun sekarang ini, tradisi perayaan tahun baru di setiap negara sudah berbeda-beda. Hal ini tergantung dari budaya dan tradisi yang ada di daerah tersebut.

Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir.

============================================================
============================================================
============================================================