Deden menambahkan, semenjak adanya kebijakan pemerintah terkait penetapan harga minyak goreng sebesar Rp14.000 per liter itu, selain membuat dirinya merugi, kebijakan itupun membuatnya kebingungan menetapkan harga.
“Ya jelas merugi karena banyak masyarakat yang lebih memilih belanja ke mini market dan itu membuat kita kebingungan menetapkan harga sebab modal minyak goreng kemasan yang kita ambil dari distributor di atas Rp15.000 per liter,” ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan, salah satu pedagang baso goreng (basreng, red), Jajang (38). Pihaknya mengaku lebih memilih belanja minyak di mini market dengan harga Rp14.000 dari pada belanja di pasar maupun warung kelontongan.
“Belanja minyaknya murahan di minimarket lumayan harganya murah,” ungkap Jajang. (Didin/CR).