Konflik Rusia dan ukraina
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan. Foto : Istimewa.

BOGOR-TODAY.COM, JAKARTAKonflik Rusia dan Ukraina disebutkan berdampak terhadap ekonomi Indonesia. Salah satunya adalah kenaikan harga bahan pokok.

Hal itu dikatakan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan. Ia mengatakan dampak itu telah dirasakan masyarakat Indonesia, terutama komoditas utama yang dipasok oleh kedua negara.

Oke mencontohkan, pasokan dan harga komoditas akibat perang kedua negara itu seperti minyak nabati dan tepung yang diproduksi Ukraina.

Selain itu Oke juga menuturkan bahwa dampak perang kedua negara itu juga akan memicu kenaikan harga minyak dunia yang menurutnya wajar, sebab Rusia dan Ukraina merupakan negara penghasil minyak dan gas global.

BACA JUGA :  Panas Siang Hari Paling Nikmat Menyantap Rujak Buah Bumbu Kecap Dijamin Bikin Melek, Ini Dia Cara Membuatnya

Dengan demikian, ia menilai harga komoditas kelapa sawit (CPO) juga akan melonjak. Tapi ia meyakini harga di dalam negeri bakal terjaga karena pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) Rp14 ribu di level masyarakat.

Hal serupa juga sempat disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Menurut dia, dampak konflik kedua negara yang paling terasa di Indonesia adalah kenaikan harga berbagai komoditas.

Pertama, melonjaknya harga kepala sawit. Ia menyebut harga kelapa sawit naik dari US$1.200 per ton menjadi US$1.700-an per ton atau meroket 40 persen.

“(Perang) Ini akan sangat mengganggu pasokan minyak nabati (vegetable oil) yang diproduksi Ukraina dan Rusia,” ujar Airlangga pada pembukaan Rapim Polri 2022 beberapa waktu lalu.

BACA JUGA :  Ternyata Buah Sawo Punya Banyak Manfaat untuk Kesehatan, Simak Ini

Kedua, kenaikan harga minyak mentah (crude oil) global menjadi di kisaran US$100-US$120 per barel. “Kemudian harga gas naik ke US$50,” tambahnya.

Kondisi tersebut, menurut Airlangga, akan mengganggu rantai pasokan energi seluruh dunia. Bagi Indonesia, kenaikan harga akan berpengaruh karena masih ada migas yang diimpor dari Rusia.

Ketiga, kenaikan harga atau pasokan untuk gandum dan sereal yang sebelumnya banyak dipasok oleh Ukraina.

Keempat, RI harus mencari negara substitusi impor atau penerima ekspor sementara akibat pembekuan akses Rusia ke SWIFT, jaringan sistem pembayaran terbesar di dunia. (*)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================