“Namun, kembali lagi pada kondisi masing-masing orang. Ada yang waktu pengosongan lambungnya cepat, ada pula yang lebih lama sehingga hasil yang didapat saat mengonsumsi oralit pada waktu sahur akan berbeda-beda,” ucap dr. Theresia.

Sementara, biospace.com, menuliskan jika minum cairan oralit telah lama digunakan umat muslim yang berpuasa, khususnya bagi mereka yang tinggal di daerah dengan udara atau cuaca panas.

Menjalani ibadah puasa di wilayah panas dan kering berisiko tinggi menyebabkan dehidrasi. Oleh karena itu, mereka membutuhkan cairan tambahan yang dapat mencegah dehidrasi seperti oralit.

BACA JUGA :  Lampung Timur Geger, Pria Ditemukan Tewas Gantung Diri di Warung Kosong

Sebab ketika tingkat hidrasi optimal tidak bisa dipertahankan, konsumsi air saja tidak akan cukup menggantikan cairan tubuh yang hilang selama puasa. Tingkat hidrasi optimal umumnya melibatkan keseimbangan elektrolit dan garam.

Oleh karena itu, untuk mengembalikan hidrasi tubuh selama puasa, Anda memerlukan air yang mengandung glukosa, natrium, dan elektrolit. Kandungan tersebut tersedia di dalam minuman oralit.

Menurut dr. Theresia, mengonsumsi oralit dalam jumlah tidak berlebihan, misalnya 1-2 saset saat sahur atau sesuai dosis di kemasan, masih aman bagi kesehatan.

BACA JUGA :  Ledakan di Pabrik Pengolahan Ikan di Sergai Tewaskan 1 Pekerja, 2 Luka-Luka

Namun, jika dikonsumsi berlebihan padahal tubuh tidak kekurangan elektrolit atau tidak mengalami dehidrasi selama puasa, hal itu justru berbahaya. Minum oralit berlebihan dapat menyebabkan kadar elektrolit dalam tubuh lebih tinggi dari ambang normal.

Kelebihan elektrolit dapat memicu efek samping mual dan muntah ringan. Efek samping ini sebenarnya dapat diatasi dengan mengurangi takaran oralit yang Anda minum. Akan tetapi, bila efek ini berlangsung lama atau memburuk, sebaiknya segera hubungi dokter. (*)

Halaman:
« 1 2 » Semua
======================================
======================================
======================================