BOGOR-TODAY.COM, BOGOR – Belakangan terakhir ini tren fashion pakaian bekas tengah digandrungi kalangan muda-mudi, alih-alih menghemat pengeluaran serta mendukung pencegahan limbah tekstil, namun jika melihat dari sisi kesehatan menggunakan barang bekas dikhawatirkan dapat menimbulkan suatu penyakit yang berpengaruh pada kesehatan kulit. Terlebih pakaian merupakan benda yang melekat pada tubuh seseorang dalam jangka waktu lama. Kendati begitu, sebaiknya calon pembeli lebih selektif dan jeli dalam memilih dan memilah barang bekas.
Lantas, bagaimana antisipasi terkait penggunaan pakaian bekas tersebut agar terhindar dari penyakit kulit utamanya?
Melansir kompas.com, Rabu (1/6/2022) Staf pengajar Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Jenderal Soedirman (Unsoed)/RSUD Prof Dr Margono Soekardjo, Ismiralda Oke Putranti menyebutkan, produk thriftting atau membeli pakaian bekas sangat bisa menyebabkan penyakit pada kulit.
Menurutnya, hal ini dikarenakan karena calon pembeli tidak pernah mengetahui pemilik sebelumnya memiliki penyakit kulit apa. “Beberapa penyakit yang dapat menular secara tidak langsung melalui pakaian, topi, dan lainnya, terutama infeksi jamur dan infeksi parasit (terutama kutu),” ujar Oke.
Oke menjelaskan, infeksi jamur dapat ditularkan dari pemilik baju sebelumnya, seperti panu dan kurap (tinea korporis). Selain itu, topi bekas juga dapat menjadi sumber penularan infeksi jamur kepala.