BOGOR-TODAY.COM, BOGOR – Tak seperti biasanya, perasaaan Warta (45) pada Selasa (21/6/2022) malam diselimuti kegelisahaan, matanya enggan tertutup meski malam telah larut. Tepat pukul 2.00 WIB dini hari, Warta mencoba mengusir kegelisahan itu dengan membuat kopi. Sedikit demi sedikit bibir hitamnya menyambut ujung gelas yang diraihnya dari sebuah meja.

Rabu, 22 Juni 2020 pagi, kegelisahan terus menggelayut di hati pria yang berprofesi sebagai petani itu, “Ada apa ini?,” gumam Warta.

Malam pun terus memeluk Warta, hingga suara binatang malam menghilang. Gelap itu telah berubah, sinar matahari perlahan mulai menerangi rumah Warta yang berada di bantaran Sungai Cisarua di Kampung Cisarua, Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor.

banjir bandang
Kondisi Kampung Cisarua, Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor usai diterjang banjir bandang dan tanah longsor, Kamis (23/6/2022) Foto : Fadhilah.

Tak ingin terus dihantui firasat buruk, lantas Warta bersiap menjemput rizqinya di kebun yang tak jauh dari lokasi rumahnya.

Rabu, 22 Juni 2022 sore, tepatnya pukul 18.30 WIB tampak langit begitu gelap, suara hujan dengan instensitas tinggi bergemuruh memekakan telinga Warta yang saat itu tengah berteduh di sebuah saung area perkebunan.

BACA JUGA :  Kendaraan Dinas Terlibat Kecelakaan Beruntun di Ciampea Bogor, Hampir Adu Banteng

Seiring berjalannya waktu hujan berhenti, lalu Warta melanjutkan perjalanan untuk pulang menemui keluarganya di rumah. Firasat buruk yang menghantui dirinya sejak malam terjadi, rumah Warta yang diisi sebanyak empat orang luluhlantak disapu banjir bandang akibat luapan Sungai Cisarua.

Tak berpikir panjang dan raut muka panik, Warta langsung mencari keluarganya yang sebelumnya telah diselamatkan warga yang lainya.

Warta hanya tak bisa melakukan apapun, ia hanya pasrah dan berharap adanya bantuan datang, baik dari pemerintah maupun relawan. “Kebutuhan sekarng makanan juga. ya harapanya ingin dibuatkan rumah sama pemerintah,” ujarnya.

Kampung tersebut tampak kacau, banjir datang membawa berbagai material yang tidak lagi menyuburkan, banjir datang dengan material yang menghancurkan, mulai dari kumpulan sampah hingga gelondongan-gelondongan kayu yang terbawa dari hulu sungai hingga menghantam rumah menjadi porakporanda.

BACA JUGA :  10 Persen Angka Kematian ASN Akibat Penyakit Tidak Menular, Sekda Kota Bogor Tingkatkan Sosialisasi

Semua warga tampak sibuk membereskan barang-barang mereka yang berharga untuk disimpan ditempat yang lebih tinggi dan aman.

Berdasarkan catatan sementara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor terdapat 1.620 jiwa terdampak. “Data sementara, jumlah keluarga yang terdampak mencapai 405 Kepala Keluarga (KK) dengan 1.620 jiwa,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor Aris Nurjatmiko.

Sementara, data yang dihimpun bogor-today.com, dari aparatur Desa Purasari, banjir juga merusak 30 bangunan terdiri dari rumah, dua sekolah dasar, madrasah serta satu pondok pesantren.

Tak hanya bangunan, sejumlah kendaraan roda dua dan empat serta hewan ternak milik warga ikut hanyut terbawa banjir bandang. Lahan pertanian pun tak luput dari bencana alam tersebut.

“Kami masih melakukan pendataan untuk sementara ini ada sekitar 1.000 kepala keluarga di dua RW yang terdampak,” urainya.

Akibat bencana alam ini satu orang meninggal dan satu lainnya dinyatakan hilang. (Fadilah)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================