BOGOR-TODAY.COM, MAMUJU – Siswa-siswi di Pulau Saboyang, Kepulauan Balabalakang, Mamuju, Sulawesi Barat membutuhkan seorang Guru. Sebulan terakhir, guru di SD Negeri Pulau Saboyang mulai jarang hingga tidak lagi datang untuk mengajar sekitar 30 anak di sekolah itu.

Pulau Saboyang adalah salah satu pulau yang berada di gugusan Kepulauan Balabalakang yang masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Jarak Pulau Saboyang dari Mamuju kurang lebih 110 mil yang bisa ditempuh dalam waktu 10 hingga 12 jam menggunakan kapal laut.

Alwi Suwito salah satu pemuda di Pulau Saboyang yang mewakili warga di pulau itu menceritakan, kondisi itu mulai dialami sejak tiga bulan terakhir. Sebelumnya, ada empat tenaga pengajar di sekolah itu, satu kepala sekolah yang berstatus ASN dan tiga tenaga kontrak yang digaji harian.

BACA JUGA :  Rekonsiliasi Tokoh Politik Bumi Tegar Beriman, Jelang Pilkada 2024 Pajeleran dan Bilabong Kian Harmonis

“Sejak tenaga kontrak dihapuskan Pemkab Mamuju tahun 2021 lalu tidak ada lagi guru yang mengajar., Kepala sekolah berinisiatif untuk memberikan gaji 3 tenaga kontrak Rp10 ribu perhari yang berasal dari Dana BOS,” kata Suwito, Rabu (03/08/22).

Suwito melanjutkan, tiga bulan terakhir tenaga kontrak di sekolah itu berkurang satu-persatu, ada yang berhenti karena melahirkan dan ada yang berhenti untuk menetap di Mamuju menemani anaknya bersekolah.

Sementara, satu tenaga kontrak yang tersisa akhirnya juga berhenti karena tidak bisa menangani 30 siswa sendirian.

“Setelah bulan puasa tahun ini, siswa sempat sekolah 1 minggu, setelah itu siswa tidak ada sekolah sampai kemarin,” ujar Suwito.

“Anak-anak belajar jika ada guru yang membuka sekolah dan waktunya tidak menentu. Guru tenaga kontrak juga mengeluhkan, honor yang diterima tidak sebanding dengan apa yang dia kerjakan seorang diri, apa lagi honor baru dia terima ketika ada pencairan dana BOS,” dia menambahkan.

BACA JUGA :  Tanggal Tua Masak yang Sederhana Dengan Tumis Sawi Putih Jagung Muda yang Lezat dab Sedap

Suwito menyebutkan, banyak orangtua siswa khawatir dengan kondisi anak mereka yang tidak bisa lagi menuntut ilmu. Mereka tidak ingin anak mereka yang mulai bisa membaca dan berhitung mengalami kemunduran di tengah semangat yang ingin terus belajar.

“Sudah banyak orang tua siswa yang meminta saya untuk mengurus proses pindah sekolah anak mereka ke Mamuju. Mereka menilai anaknya bisa mendapatkan pendidikan yang layak jika dipindahkan,” terang Suwito.

Menurut Suwito, warga juga sangat menyayangkan kepala sekolah yang tidak ikut mengajar dengan kondisi kekurangan guru seperti itu. Kepala sekolah itu beralasan dirinya tidak diharuskan mengajar, dan juga dia jarang berada di sekolah.

============================================================
============================================================
============================================================