Mountrash
Mountrash adalah aplikasi penanganan sampah dengan menggunakan aplikasi digital, dimana alat ATM sampah sistem terbaru untuk pertama kalinya diluncurkan di SMP Negeri 4, Jalan Kartini, Kota Bogor, Rabu (31/8/2022). Foto : Aditya/bogor-today.com

BOGOR-TODAY.COM, BOGORAplikasi startapp dibidang pengelolaan sampah Mountrash menjadi salah satu program “Revolusi Mental” terhadap generasi penerus untuk peduli sampah khususnya dalam dunia pendidikan di Kota Bogor.

Program pilah sampah selaras dengan Program Kurikulum Merdeka bagi pelajar, oleh karenanya Mountrash fokus untuk menyosialisasikan program ini dengan sekolah di Bogor.

Mountrash
Mountrash adalah aplikasi penanganan sampah dengan menggunakan aplikasi digital, dimana alat ATM sampah sistem terbaru untuk pertama kalinya diluncurkan di SMP Negeri 4, Jalan Kartini, Kota Bogor, Rabu (31/8/2022). Foto : Aditya/bogor-today.com

Mountrash adalah aplikasi penanganan sampah dengan menggunakan aplikasi digital, dimana alat ATM sampah sistem terbaru untuk pertama kalinya diluncurkan di SMP Negeri 4,  Jalan Kartini, Kota Bogor, Rabu (31/8/2022).

Chief Executive Officer (CEO) Mountrash Gideon Wijaya Ketaren menjelaskan program penggunaan aplikasi Mountrash dapat mengajarkan apa yang sudah digunakan sehingga dapat berfikir dampak terhadap lingkungan untuk mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah (Reduce).

Sistem yang akan dilakukan dalam pengelolaan sampah yaitu bagaimana bisa membangun bersama bahwa di sekolah ataupun orang lain bisa memanfaatkan. Selain itu, kolaborasi bersama dalam membersihkan lingkungan ini dapat juga dimanfaatkan untuk berdonasi kepada orang yang tidak mampu.

Mountrash
Mountrash adalah aplikasi penanganan sampah dengan menggunakan aplikasi digital, dimana alat ATM sampah sistem terbaru untuk pertama kalinya diluncurkan di SMP Negeri 4, Jalan Kartini, Kota Bogor, Rabu (31/8/2022). Foto : Aditya/bogor-today.com

“Karena adik di sekolah adalah harapan bangsa, pasti akan berdampak kedepannya. Berharap bahwa ini ada satu sistem bagaimana mencegah seluruh sampah yang sebenarnya bisa digunakan untuk bermanfaat,” jelas Gideon.

BACA JUGA :  Timnas Indonesia Lolos ke Perempat Final Piala Asia U-23 2024

Direktur Mountrash Bogor, Dewi Puspasari memaparkan, khusus untuk Kota Bogor pihaknya memperkenalkan dengan strategi untuk program pendidikan di sekolah. Karena, harapannya dengan Revolusi Mental untuk peduli sampah kepada siswa sekolah secara tidak langsung sudah merubah cara pandang dan kebiasaan mereka.

Awalnya, Dewi menyebut hanya akan menjalankan program bank sampah plastik saja, tetapi di Juni 2022 terpikir untuk mengkaitkan profil pelajar Pancasila di kurikulum merdeka, oleh karenanya ia menjadikan SMPN 4 sebagai pilot project pertama Mountrash untuk diinstal di dunia pendidikan Kota Bogor dan Indonesia.

“Itu mesin bank sampah Mountrash pertama belum ada dimana-mana. Saya sangat senang bisa didukung Dinas Pendidikan Kota Bogor, Kepala Sekolah dan Pendidik di SMPN 4. Dimana saya mencoba menjalankan bisnis yang selaras dengan dunia pendidikan, itu yang saya coba terapkan,” paparnya.

Selain itu, pihaknya akan mulai membuat program belanja non tunai di sekolah dan menabung. Untuk itu dirinya bekerjasama dengan bank Mandiri untuk menggunakan sistem cashless di SMPN 4 Kota Bogor.

“Semoga selanjutnya program ini dapat diterapkan di 20 SMP di Kota Bogor. Harapannya, semua orang dapat menikmati uang yang awalnya sampah tidak ada guna dan nilainya itu bisa menjadi sesuatu yang bisa dihargai,” ungkap Sari.

BACA JUGA :  PENTINGNYA SERAGAM SEKOLAH UNTUK KEBERSAMAAN

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, Hanafi mengatakan, ini adalah tindak lanjut secara operasional atau program yang dicanangkan oleh Pemerintah Pusat.

Program ini, kata Hanafi dibergemingkan dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) yang ada, cara pengembangan memberikan wawasan sosialisasi kepada masyarakat bahwa sampah ini disamping memilah organik dan non organik diperdayakan untuk menjadi nilai komersil.

Menurut Hanafi, sekolah selain memberikan pelajaran dan pendidikan baik kurikulum maupun non kurikulum, dan dapat dikembangkan sesuai dengan potensi.

“Saya mengharapkan program ini bisa berkembang di SMP lain, tidak hanya negeri atau swasta bahkan tingkat SMA dalam memberikan edukasi kepada anak kita untuk mengolah sampah itu seperti apa,” katanya.

Program dari Pemerintah Pusat salah satunya adalah menjadikan sekolah berwawasan lingkungan Adiwiyata sebagai salah satu pemilihan sampah.

“Jadi aplikasi ini disamping juga memberikan pelajaran kepada anak kita, tetapi ada hal yang lain menjadi benefit bagi anak kita. Supaya besok lusa jika dia melanjutkan ke tingkat lebih tinggi bisa dikembangkan dan menjadi bekal kelak ketika terjun ke lapangan atau dunia kerja,” pungkas Hanafi. (Aditya)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================