Pertama, penyesuaian metode pembelajaran di saat cuaca tidak kondusif. Ia mengatakan, IPB University akan terus memantau prakiraan cuaca dari BMKG untuk menentukan metode pembelajaran agar metode pembelajaran akan lebih fleksibel.
“Bagi kami keselamatan adalah nomor satu,” tuturnya.
Kedua, IPB akan melakukan arborikultur untuk pemeriksaan kesehatan pohon-pohon di lingkungan kampus. Arborikultur adalah teknik untuk diagnosis pohon-pohon yang berpotensi tumbang.
Ia menuturkan, peranan arboris atau dokter pohon melalui aplikasi teknik arborikultur dalam pemeriksaan kesehatan dan perawatan individu pohon harus terus ditingkatkan.
Ia menambahkan, arboris harus dijadikan profesi untuk mendukung pengelolaan ruang terbuka hijau, yang pada dasarnya butuh pengetahuan dan teknik mutakhir sebagai alat bantu diagnosis seperti teknologi sonic tomography, drilling resistance, dan lain-lain agar pohon atau pepohonan yang dikelola tetap sehat dan tidak mudah tumbang.
Saat ini, Klaster Riset Arborikultur IPB University sudah bekerjasama dengan Balai Kejurusan Teknik Kehutanan – Persatuan Insinyur Indonesia (BKTHut-PII) untuk melaksanakan pelatihan Teknik Pemeriksaan Pohon di Lanskap Kota. Pelatihan ini dikaitkan dengan perolehan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) bagi para insinyur professional BKTHUT. (B. Supriyadi)