Untuk dewan juri, sambung Rusydan La Sastra 5 ke 21 ini menghadirkan 11 dewan juri di antaranya dari Dinas Pendidikan Kota Bogor, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Seni Kota Bogor, Kantor Komunikasi dan Informasi Kota Bogor, Fakultas Sastra Universitas Pakuan Bogor, Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kota Bogor, Jurnalis Kementrian Luar Negeri, Yayasan Hanjuang Kota Bogor, MGMP Bahasa Indonesia SMP/SMA Kota Bogor, MGMP Seni Budaya SMP/SMA Kota Bogor, Komunitas Sastra dan Tim Juri Debat Provinsi Jawa Barat.

Sedangkan untuk narasumber dan bintang tamu, La Sastra 5 menghadirkan Maman Mahayana (Sastrawan), Luthfi Aulia (Musisi), Devi Matahari (Musikalisasi Puisi).

Di lokasi yang sama, Ketua Panitia Guru La Sastra 5 Dini Ruswardiningsih menyebutkan bahwa tujuan dari acara tersebut guna menggiatkan literasi para pelajara dari tingkat SMP dan SMA agar lebih mencintai bahasa Indonesia dengan berbagai mata lomba yang diadakan.

BACA JUGA :  Gegara Balapan Motor, Siswa SMP di Makassar Dikeroyok 5 Pria Terekam CCTV

“Harapannya mereka bisa mengekspresikan bakat dan keinginin mereka dalam menuangkan kemampuan bahasa, literasi, wadah mereka untuk menunjukkan prestasi dan kreatifitas mereka di sini,” beber Dini.

ratusan pelajar

Dini juga melihat pada perkembangannya seni musikalisasi puisi muncul dengan gaya baru, sehingga pelajar. masa kini dapat mengikuti dan ada peningkatan variasi secara general. “Tadi ada beberapa sekolah yang memunculkan musikalisasi puisi dengan gaya yang baru, mungkin dengan begitu saya melihatnya anak-anak sekarang ini bisa mengikuti perkembangan musikalisasi,” terangnya.

Sementara itu, narasumber bidang sastra Maman S. Mahayana mengapresiasi langkah yang dilakukan OSIS SMA Negeri 5 Bogor. Kata dia, kegiatan serupa patut dicontoh oleh sekolah lain. Sebab, kegiatan ini merupakan usaha menciptakan kemandirian pelajar.

“Ini suatu kegiatan yang tidak mudah untuk berkelanjutan, karena setelah itu dia bisa ‘tanpa modal’, modal utamanya semangat, karena di universitas itu tidak diajarkan.Yang kedua panitianya ini pelajar, guru memang membimbing, tapi yang bergerak itu siswa, jadi luar biasa menurut saya,” tegas Maman.

BACA JUGA :  Penemuan Mayat ODGJ Pria di Halaman Masjid Caringin

Dalam perkembangan sastra di Indonesia, Maman mengemukakan bahwa sastra itu menyebar dan mengakar yang kemudian menjado bagian dari masyarakat. Dengan adanya kegiatan La Sastra 5 ini, publik dapat mengetahui jika sastra adalah satu entitas atau satu kegiatan yang dampaknya bisa besar, tidak hanya nasional tapi juga internasional.

“Sebab melalui sastra ini punya reputasi untuk nasional, tambahan lagi saat ini ada tambahan internasionalisasi bahasa Indonesia jadi pas betul, kalau acara ini diselenggarakan disetiap sekolah yang dampaknya akan dahsyat,” tuntas Maman. (B. Supriyadi)

Halaman:
« 1 2 » Semua
============================================================
============================================================
============================================================