“Di daerah Kota Bogor ini kurang lebih 1500 meter persegi kepadatan pendudukanya, artinya sudah sangat rapat ditambah kontur tanahnya yang juga berundak-undak yang mengakibatkan sering terjadinya longsor itu karena kawasan padat pemukiman, artinya dua pertiga wilayah Kota Bogor adalah pemukiman yang padat penduduk,” bebernya.
Berdasarkan catatannya, sepanjang bulan Januari hingga November 2022 terjadi 29 kali peristiwa banjir lintasan, sedangkan untuk tanah longsor sebanyak 138 kejadian.
Seperti diketahui, sambung Ari pada 11 Oktober 2022 lalu gang Barjo ditimpa bencana, artinya bencana tersebut menjadi cerminan bahwa potensi-potensi bencana seperti itu sering terjadi pada wilayah-wilayah yang konturnya berundak-undak.
“Kita lihat di gang Barjo, itu kurang lebih 144 KK terdampak lalu tempat tinggalnya kurang lebih 68 yang rusak, tiga rumah rusak berat. Kalau kita lihat dari potensinya itu terjadi disebabkan oleh saluran air yang tidak adanya perawatan,” ungkapnya.
Untuk meminimalisir peristiwa serupa terjadi, BPBD dan Dinas Perumahan dan Permukiman (Diseperumkim) Kota Bogor tengah menyosialisasikan dan menginformasikan bagaimana untuk mengelola sehingga air tersebut dapat terurai. (B. Supriyadi)