BOM BUNUH DIRI
Tragedy ledakan bom bunuh diri di masjid Pakistan tengah dalam penyelidikan otoritas Pakistan. (Foto : Abdul Majeed / AFP)

BOGOR-TODAY.COM, PAKISTAN Tragedi bom bunuh diri di sebuah masjid di Peshawar, Pakistan banyak menarik perhatian. Keamanan di wilayah kesukuan Pakistan di dekat perbatasan Afghanistan menjadi genting. tragedi itu, apakah pelanggaran keamanan atau kelalayan.

Ledakan bom bunuh diri itu, menargetkan jemaah saat Sholat Ashar di sebuah masjid di dalam kompleks polisi kota barat laut yang dijaga ketat.

Serangan bom bunuh diri itu menewaskan sedikitnya 101 orang, kebanyakan dari mereka adalah anggota polisi.

Pihak berwenang telah melakukan penyelidikan untuk mengetahui bagaimana teroris itu bisa masuk ke area Garis Polisi yang ketat dan apakah pembom memiliki bantuan orang dalam dalam melakukan serangan tersebut.

Pada hari Selasa, polisi mengatakan mereka melakukan penangkapan besar tetapi tidak memberikan rincian.

Inspektur Jenderal Polisi di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Moazzam Jah, mengakui ada pelanggaran keamanan yang jelas di ibu kota provinsi meskipun ada banyak pos pemeriksaan.

BACA JUGA :  Dua Remaja di Lebak Duel Sengit Gunakan Senjata Tajam di Tengah Jalan Raya

“Setiap hari, kami telah memeriksa 1.500 hingga 2.000 orang yang masuk dan keluar. Mereka termasuk petugas polisi, pengadu umum, dan keluarga serta kerabat petugas yang tinggal di dalam kompleks,” kata Moazzam Jah mengutip dari aljazeera.com.

Menurut Moazzam Jah, ada sekitar 4.000 hingga 5.000 orang yang tinggal di dalam kompleks tersebut yang ada masjid yang jadi target sasaran bom bunuh diri.

Seorang komandan kelompok bersenjata Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri itu, namun  dibantah oleh juru bicara TTP.

Barikade polisi ditempat di gedung-gedung pemerintah, termasuk rumah gubernur, penjara pusat, majelis provinsi, pengadilan tinggi provinsi, dan Rumah Komandan Peshawar Corp.

“Orang-orang yang memasuki kawasan itu harus melewati tiga pos pemeriksaan, dan tidak seorang pun diizinkan masuk tanpa undangan dari warga,” tutur Moazzam Jah.

Seorang petugas polisi di Garis Polisi yang bernama Amanat Ali, mengungkapkan keterkejutannya atas pelanggaran keamanan tersebut.

BACA JUGA :  Komisi III DPRD Kota Bogor Soroti Pembangunan 2 Unit Sekolah Satu Atap

“Sangat sulit untuk masuk dengan penjagaan dan pemeriksaan yang ketat. Namun, saya curiga dengan pekerja yang sedang mengerjakan sebuah proyek di komplek itu,” kata Ali.

Polisi lainnya, Imran Khan, yang tinggal di kompleks tersebut, mengatakan tidak mudah untuk membawa anggota keluarga masuk ke komplek ini, karena keamanan yang ketat.

“Kami harus menginformasikan terlebih dahulu, dan itupun, mereka melalui banyak pemeriksaan sebelum ada diizinkan masuk,” katanya.

Akhtar Ali Shah, seorang analis keamanan dan mantan inspektur jenderal polisi Khyber Pakhtunkhwa Pakistan mengatakan, meskipun mantan pejabat tinggi, dia tidak pernah diizinkan lewat tanpa pemeriksaan.

“Mau berkunjung dadakan atau melalui undangan, saya harus menunjukkan dengan detail identitas lengkap saya. Proses pemeriksaannya bahkan lebih ketat untuk orang asing atau publik,” tutur Akhtar. (*)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================