BOGOR-TODAY.COM, CIBINONG – Akses jalan yang buruk menuju SMPN 4 Gunungputri sudah lama dikeluhkan pihak sekolah, namun tak kunjung dibangun. Komisi 3 DPRD Kabupaten Bogor pun mempertanyak peran pemerintah daerah yang terkesan cuek.

Anggota Komisi 3 DPRD Kabupaten Bogor, Achmad Ftahoni mengatakan, akses jalan menuju SMPN 4 Gunung Putri dan Gelanggang Olahraga Masyarakat (GOM) sudah dinantikan sejak lama. Terlebih, saluran drinase di kawasan itu tidak tersedia, hal itu menyebabkan banjir jika hujan turun.

“Permintaan Kepsek SMPN 4 Gunung Putri itu sangat mendesak. Memang memprihatinkan kondisi akses jalan ke sekolah maupun ke GOM, karena memang saluran drainase belum ada dan jalannya juga masih tanah,” kata Fathoni.

Kabar baik pun dilontarkan politisi dari Partai PKS itu, dia mengatakan, rencana pembangunan akses jalan dan drinase sudah dianggarkan di tahun 2023 ini dalam pembahasan paripurna DPRD Kabupaten Bogor, tinggal menunggu realisasinya.

“Anggaran sudah ditetapkan di APBD 2023 baik pembangunan jalan maupun drainasenya bisa segera dikerjakan. Saya sudah ikut mendorong terkait saluran drainase serta pembuatan kolam retensinya,” bebernya.

Sementara itu, terkait akses jalan yang dibangun swadaya masyarakat, Fathoni sangat mengapresiasi dan berharap Pemda Bogor bisa mengecek statusnya. Ia juga mengaku bakal terus mengawal sampai terealisasi di tahun 2023 ini.

“Jika memang dibangun di atas lahan yang legal dan bisa dihibahkan ke Pemda, akan sangat baik. Saya akan coba dorong agar ini bisa segera diproses, mulai dari lelangnya,” janji dia.

BACA JUGA :  Menu Sederhana Lezat dengan Tumis Genjer Bumbu Terasi yang Sedap dan Nikmat, Wajib Coba

Diberitakan sebelumnya, ditengah moderenisasi dan megahnya gedung-gedung bertingkat di Ibu kota, siswa SMPN 4 GunungputriKabupaten Bogor harus melepas sepatu untuk menuju sekolah jika turun hujan, karena akses menuju sekolah hanyalah tanah.

“Akses meunju sekolah kami hanya jalan tanah belum diaspal. Makanya setiap turun hujan siswa melepas sepatu auntuk melewati jalan itu agar sepatunya tidak mengotori ruang kelas,” kata Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 4 Gunungputri, Ismail Latif.

Kabupaten Bogor salah satu kabupaten yang jaraknya kurang dari satu jam dari Ibu Kota Jakarta, namun miris pembangunan infrastrukturnya tidak merata.

“Baik Guru maupun Murid jika mau ke sekolah masih lewat jalan tikus atau jalan yang sudah ada saja. Seperti lewat jalan Perumahan GBJ, Kazama dan perkampungan sini saja,” katanya.

Bukan hanya jalan, yang dikeluhkan, namun saluran air tau drainase pun beul tersedia. Untuk itu, halaman sekolah diratakan, agar saat turun hujan air cepat meresap. “Sebelumnya kan kalau hujan air pasti disini banjir,” tambahnya.

Kendati penuh perjuangan yang dialami guru maupun siswa tidak mengurangi semangat mereka untuk terus berkegiatan belajar mengajar.

Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 4 Gunung Putri, Ismail Latif meminta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, agar akses jalan menuju sekolah segera dibangun.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor, Jumat 17 Mei 2024

Menurut Ismail, lokasi sekolah yang terletak di Desa Tlajung Udik, Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor itu, untuk saat ini jika dalam kondisi hujan, para siswa harus melepas sepatunya agar tidak kotor dan basah akibat banjir dan jeblok.

“Untuk saat ini, baik Guru maupun Murid jika mau ke sekolah masih lewat jalan tikus atau jalan yang sudah ada saja. Seperti lewat jalan Perumahan GBJ, Kazama dan perkampungan sini saja,” katanya.

“Cuma memang aksesnya kalau hujan tidak bisa dibayangkan, pasti becek dan jeblok. Sebetulnya bukan hanya jalan, sebenernya saluran air ngebuangnya pun belum ada. Makannya kenapa ini halaman saya ratakan, agar daya serapnya cepat. Sebelumnya kan kalau hujan air pasti disini banjir,” tambahnya.

Namun begitu, lanjut Ismail, untuk kegiatan belajar mengajar tetap seperti biasa. Untuk mensiasatinya jalan diurug pakai limstun yang dibangun oleh tokoh masyarakat. Gunanya agar saat hujan guru dan siswa tidak lewat jalan tanah yang pasti akan jeblok dan kotor.

“Kalau sekolah itu seperti biasa, tapi balik lagi ke jaman dulu, jadi sekolahnya lepas sepatu. Karena kalau hujan kan jeblok, terus sampai ke sekolah pasti kotor, makannya harus dilepas sepatunya kan,” keluhnya. (*/ B. Supriyadi)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================