NURODIN
Kondisi jalan rusak di Desa Malasari Kabupaten Bogor jadi perhatian serius DPRD.

BOGOR-TODAY.COM Sebagai penyangga Ibukota Jakarta, seudah seharusnya Kabupaten Bogor memiliki fasilitas infrastruktur yang bagus demi meingkatkan perekonomian warga. Kenyataannya, masih banyak jalan rusak dan DPRD Kabupaten Bogor mempertanyakan anggaran milik Pemda.

Bentuk protes warga dalam menuangkan kekesalannya dengan cara menanam pohon di tengah jalan rusak di Kecamatan Malasari, Kabupaten Bogor. Dengan memiliki fungsi pengawasan DPRD pun menanyakan APBD Pemda yang begitu besar.

Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bogor, Nurodin mendukung cara protes warga yang menanam pohon di tengah jalan rusak.

“Ruas Jalan Curugbitung – Malasari – Nirmala yang berbatsan langsung dengan Sukabumi, sejak tahun 2019 lalu sudah masuk list pembangunan, namun hingga kini belum direalisasikan,” kata Nurodin.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor, Kamis 28 Maret 2024

Alasan Pemda, kata dia, anggaran yang seharusnya dialokasikan untuk membangun jalan rusak itu, malah refocusing untuk penanganan COVID-19.

“Rencana Pemda, Tahun 2023 ini akan dibangun. Saya sudah berkali-kali mengusulkan untuk mendapatkan anggaran peningkatan sebesar Rp9 miliar. Namun hanya dapat realisasi Rp7,9 miliar dari pemda,” ujar anggota DPRD dari dapil 5 itu.

Dia menambahkan, di tahun 2023 di akan terus mendorong pemda agar kembali menganggarkan untuk pembangunan jalan rusak di Malasari itu, anggota DPRD itu berjanji, tahun 2023 wilayah Desa Malasari akan menjadi titik fokus pembangunan jalan rusak.

Bagaimanapun Ma¬lasari adalah sebuah sejarah perjuangan Kabupaten Bo¬gor, di mana pernah berpu¬sat pemerintahannya di Desa Malasari.

Sebagai bentuk protes terhadap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, masyarakat Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor menanami pohon di tengah jalan rusak berat.

BACA JUGA :  Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor, Rabu 27 Maret 2024

Tokoh masyarakat setempat, H Usep, mengaku kecewa kepada Pemkab Bogor karena seperti ada pembiaran dengan kondisi jalan rusak itu. ”Saya sebagai masyarakat Malasari merasa terkucilkan. Karena infrastruktur di desa kami sangat buruk,” kata Usep.

Ini salah satu bentuk kekecewaan masayarak Malasari, jalan yang sudah tidak layak untuk diinjak dan membahayakan pengendara.

“Kami mohon, khususnya kepada dinas terkait untuk segera membangun dan menindaklanjuti keluhan kami ini. Mengingat akses jalan di desa kami sudah sangat membahayakan pengendara, apalagi saat kondisi hujan, membuat jalan rusak itu jadi licin,” pungkasnya. (B. Supriyadi)

Bagi Halaman
============================================================
============================================================
============================================================