Dalam sambutannya, Wali Kota Bogor Bima Arya menjelaskan bahwa jembatan ini dibangun pada 1920 silam dan yang menjadi ciri khasnya saat ini adalah lengkungan di bawah jembatan. Kemudian dilebarkan pada tahun 1970, dan pada tahun 1990 arus utama di Kota Bogor menjadi padat dengan aktivitas pedagang.
Maka pada tahun 2015, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melakukan kajian hingga muncul kebijakan Sistem Satu Arah (SSA) di sekitar Istana Bogor untuk mengurai kemacetan. Namun, titik Jembatan Otista ternyata menjadi titik sempit utama di pusat kota. Oleh karena itu, warga meminta Pemkot Bogor untuk melebarkan jembatan ini.
Sehingga, lanjut Bima Arya, kami mengajukannya ke Provinsi Jawa Barat dan disetujui pada tahun 2020, tetapi ada kebijakan rasional oleh Covid-19 dan ditunda. Kemudian, Jembatan Otista dibangun awal tahun ini dan selama tujuh setengah bulan warga harus bertahan dengan kemacetan karena manajemen lalu lintas. Bukan perjalanan yang mudah karena pendapatan warga juga menurun.
“Oleh karena itu, Pemkot Bogor berterimakasih atas kesabaran warga. Kemudian kami apresiasi kepada Forkopimda. Semoga kelancaran ini akan memberikan rezeki yang seluas-luasnya bagi semua warga Kota Bogor,” pungkas Bima Arya.***
Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News