“Jadi tatkala pernah terjadi longsor, puting beliung, kita informasikan juga ke pak RT pak RW jangan menempatkan TPS di lokasi itu. Misal lokasi rawan banjir pastikan TPS nya ada di atas, kalau puting beliung pastikan jangan menggunakan tenda tapi relokasi ke gedung-gedung madrasah atau sekolah atau bangunan lain untuk antisipasi,” ujarnya.
Untuk melakukan upaya gerak cepat atau quick respon BPBD juga menyiapkan petugas di posko bersama di enam kecamatan dengan mengerahkan seluruh personil BPBD.
Pemilihan titik awal TPS 14 di Posyandu ini merupakan kesepakatan bersama warga dan petugas, namun karena terjadi longsor susulan sehingga harus dipindahkan.
Ketua RW 05, Cecep Saefulloh mengatakan pemilihan TPS diawali dari membentuk ketua dan petugas TPS yang di kumpulkan bersama warga juga kemudian dipersilahkan menyampaikan saran pendapat.
“Akhirnya semua ingin di posyandu, kenapa inginnya di posyandu, karena kan lokasi sudah enak dan nyaman. Kita pun sudah setting untuk tempat tenda dan penempatan meja-meja petugas ataupun bilik dan kotak suara, sudah prepare lah, sudah disiapkan tapi ternyata terjadi seperti ini diluar prediksi,” katanya.
Akibat longsor susulan itu, TPS yang semula akan menggunakan bangunan posyandu pun kemudian dengan kesepakatan bersama dipindahkan atas rekomendasi dan saran dari Pemkot Bogor melalui BPBD dan unsur wilayah.
“TPS 14 awalnya memang di posyandu. Tapi karena terjadi longsor susulan kondisi posyandu miring. Pengurus RT saya kumpulkan, petugas TPS 14 pun saya kumpulkan, pemilik hak suara juga dikumpulkan, saya bilang jangan dipaksakan di sini. Akhirnya kita bersepakat dipindahkan ke TK Ar Rahman, saya komunikasikan dengan pemilik yayasan dan alhamdulillah sepakat dan diperbolehkan, semua sudah dikondisikan Insya Allah lancar,” katanya.***
Follow dan Baca Artikel lainnya di Google News