Oleh : Heru B Setyawan (Pemerhati & Aktivis Pendidikan)
SUNGGUH menyedihkan saat melihat kemegahan pembukaan pesta olahraga sejagat, yaitu olimpiade Paris 2024. Bagaimana tidak miris hati ini, melihat kaum Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender (LGBT) tampil saat acara tersebut.
Padahal saat piala dunia sepak bola 2022 di Qatar simbol-simbol LGBT atau semua yang berbau LGBT dilarang ditampilkan. Tapi di sini malah ditampilkan dan menjadi tema acara pembukaan olimpiade, hal ini yang bilang panitia sendiri.
Sang koreografer Thomas Jolly menjelaskan konsep pembukaan Olimpiade Paris 2024 bertujuan mempromosikan toleransi terhadap identitas seksual dan gender yang berbeda.“Anda tidak akan pernah menemukan dalam karya saya keinginan untuk mengejek atau merendahkan siapa pun. Saya menginginkan upacara yang menyatukan orang-orang untuk berdamai. Di upacara tersebut sekaligus menegaskan nilai-nilai Republik Prancis tentang kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan,” jelas Jolly.
Menurut penulis, ini adalah toleransi yang keblabasan dan salah mengartikan arti kebebasan yang sebenarnya. Karena kebebasan di sini ada batasnya, dan kebebasan yang kita lakukan jangan sampai membuat orang lain jadi tidak nyaman atau terganggu.
Tidak sampai di situ, acara pembukaan olimpiade ini, juga ada penistaan agama terutama agama Kristen dan Khatolik. Pertunjukkan pembukaan Olimpiade 2024 menampilkan adegan kelompok waria drag queen yang melakukan aksi parodi Perjamuan Terakhir atau The Last Supper.