SEORANG tukang tambal ban daÂtang ke sebuah rumah mewah yang sedang merÂayakan Idul Fitri. Tukang tambal ban itu hanya mengenakan baju khas tukang tamÂbal. Si tuan rumah langsung menyodorkan uang seribu rupiah dan menyuruh tukang tambal itu cepat-cepat pergi. Padahal kedatanÂgan tukang tambal ban itu untuk mengembaÂlikan dompet yang ditemukannya. Isinya KTP, SIM, STNK, kartu kredit, dan sejumlah uang miÂlik sang tuan rumah.
Kita sering kali congkak dan memandang remeh orang yang datang ke rumah kita hanya karena pakaiannya yang jelek. Padahal, tak semua yang datang ke rumah kita butuh banÂtuan. Bisa saja mereka datang untuk memberi sesuatu yang sangat berharga.Tetaplah positif memandang siapapun dan apapun yang ditakÂdirkan hadir di hadapan kita.
Jangan memandang sinis orang yang seÂcara sosial ekonomi berada di bawah kita. Bisa jadi mereka berjiwa lebih mulia dibandingkan kita. Tidak semua orang miskin berjiwa pemÂinta-minta. Begitu juga tak semua orang kaya berjiwa dermawan. Ustadz Ahmad Imam MaÂwardi berkata: “Kalau kita kaya, jadilah orang kaya yang dermawan. Kalau kita miskin, jadilah orang miskin yang berhati mulia, jauh dari menÂtal pengemis.