Berita-3-(2)JAKARTA, Today – Bank pelat merah bakal banyak meng­hemat jika rencana integrasi mesin anjungan tunai man­diri terealisasi. Direktur Fund­ing dan Distribution PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Sis Apik Wijayanto men­gungkapkan saat ini keempat bank anggota Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara) tengah membahas rencana integrasi mesin anjungan tunai mandiri (ATM).

Jika proyek integrasi ini rampung, sebut Sis, maka ta­hun depan keempat bank pelat merah bisa mulai melakukan relokasi mesin ATM. Tujuan­nya, agar dalam satu lokasi tak perlu ada empat mesin ATM melainkan hanya satu atau dua mesin.

Dengan integrasi ini, Sis juga menuturkan biaya capital expenditure (capex) yang di­gelontorkan untuk ATM bakal jauh berkurang. Pasalnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Ne­gara Indonesia (Persero) Tbk., dan BTN tak lagi perlu meng­gelontorkan dana untuk pen­gadaan mesin ATM.

BACA JUGA :  CLBK, Gerindra Kota Bogor Putuskan Koalisi Bersama PKB di Pilkada 2024

Sis memastikan nantinya anak usaha anggota Himbara bisa mengakses fasilitas ATM integrasi tersebut. “Pasti capex akan berkurang karena tinggal relokasi saja dan untuk biaya switching. Untuk besaran tarif yang dikenakan, nanti akan menyusul. Karena hingga kini belum ada perbaincangan soal besarannya,” tutur Sis di Jakar­ta, Rabu (2/9/2015).

Sebelumnya, Menteri BUMN Rini Soemarno meng­harapkan anggota Himbara bisa segera merealisasikan ber­bagai sinergi untuk memper­luas ekosistem transaksi non-tunai. Pada akhir bulan lalu, keempat entitas bank pelat me­rah tersebut telah menggelar sinergi penggunaan kartu ele­ktronik Himbara untuk pem­bayaran jasa jalan tol milik PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

BACA JUGA :  Hadiri Peringatan Hari Otda ke XXVIII, Pj. Bupati Bogor Komitmen Tingkatkan Kualitas Pelayanan Publik

Direktur Utama Bank Man­diri Budi Gunadi Sadikin juga sempat menuturkan dengan adanya integrasi ATM bank pelat merah menjadi embrio awal terbentuknya prinsipal lokal. Pembentukan entitas tersebut, kata dia, sebagai upaya antisipasi jika prinsipal asing yang selama ini berlaku di Indonesia memutuskan un­tuk berhenti beroperasi di ne­gara ini. “Infrastruktur mela­lui switching ATM, ini langkah pertama menuju ke sana. Saya rasa satu hingga dua tahun bisa direalisasikan,” ujar Budi.

Adapun, data resmi masing-masing korporasi menunjuk­kan hingga Juni 2015, keempat bank pelat merah tersebut telah memiliki 54.234 mesin ATM dengan rincian sebanyak 21.215 mesin milik BRI, 17.032 mesin milik Bank Mandiri, 14.157 unit milik BNI, dan 1.830 unit milik BTN.

(Adil | net)

============================================================
============================================================
============================================================