JAKARTA, Today – Dolar AS terus menekan rupiah hingga menembus level Rp 14.600. Meskipun kondisi ini mengÂkhawatirkan, namun bank-bank dalam negeri masih aman. Hal itu diungkapkan oleh Divisi Perencanaan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), Eko Trilaksono, belum lama ini.
Dia menjelaskan, kondisi saat ini memang perlu menÂjadi perhatian pemerintah, naÂmun dunia usaha tidak perlu khawatir berlebihan. Masih ada hal-hal optimistis yang bisa terjadi setelah ketidakpasÂtian global mereda.
“Tetap kita harus yakin apa yang sudah dilakukan pemerintah, kondisi ini tidak akan lama, temporary, pemerintah sudah melakuÂkan berbagai kebijakan, ini beda dengan 10 tahun lalu, tetap akan ada perubahan signifikan,†jelas dia.
Untuk memastikan kondisi perseroan aman, Eko meÂnyebutkan, pihaknya telah melakukan uji ketahanan atau stress test rupiah di level tertentu. Meskipun tidak menyebutkan nominal pasÂti, Eko meyakini, rupiah ke depan akan kembali menguat. “Stress test bagian teknikal analisis, tetap ada optimisme, bukan sebagai hal yang kita nanti akan dikhawatirkan, kami dari perbankan masih tetap optimistis,†ucap dia.
Terkait hal itu, Eko menÂgungkapkan, hingga saat ini belum ada nasabah yang perlu menjadi perhatian khusus dampak dari pelemahan ruÂpiah. Hal itu karena sebagian besar nasabah BRI berbisnis di sektor UMKM, yang tahan terÂhadap gejolak ekonomi global. “Memang ada beberapa yang harus koordinasi dengan naÂsabah kami, saling menjaga. Belum ada nasabah terhanÂtam, kami bisnis UMKM, tidak terlalu banyak terpengaruh,†katanya.
Eko menambahkan, saat ini kondisi permodalan BRI juga dalam batas aman, penyaluÂran kredit masih wajar walauÂpun melambat dengan tingkat kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) di bawah 5%. “CAR aman di atas 19% per Juni, LDR 80-90%, NPL di bawah 5%, sampai akhÂir tahun tidak akan melampaui angka 5%. Kredit BRI aman, sesuai dengan target kami, moderat saja,†pungkasnya.
(Apri/DTK)