UNTUK mewadahi dan meningkatkan kreatifitas mahaÂsiswa dalam mengembangkan inovasi dan menuangkan ide berwirausaha, Universitas Djuanda (Unida) Bogor menggandeng Bank Mandiri dalam menyelenggarakan Kontes Inovasi Bisnis Wirausaha Muda Mandiri.
Oleh : Latifa Fitria
[email protected]
Diikuti 30 peserta tingkat SMA/SMK se- Kota/Kabupaten BoÂgor di Aula Gedung C Unida. Kegiatan rutin yang sudah berlangsung selama 5 tahun terakhir ini mendapat dukungan langsung dari bank Mandiri, terkait dengan proÂgram Wirausaha Muda Mandiri (WMM).
Seluruh peserta yang haÂdir untuk mengikuti kontes kemudian diverifikasi menjadi 11 kelompok yang masuk ke babak final. Dalam kontes ini, semua peserta dituntut untuk menjadi pribadi yang kritis, kreatif dan mandiri. Seluruh peserta dan supporter tamÂpak antusias nampak turut serta menjadi saksi melihat serta icip-icip produk kreatiÂfitas yang dibuat oleh para fiÂnalis. Seluruh calon wirausaha muda diantaranya, mahasiswi Unida dan tingkat MA/SMA/ SMK mempresentasikan berbÂagai Inovasi bisnis wirausaha. Dengan dinilai oleh tiga dewan juri yakni Ir H Ahmad Imam (Direktur PT Azzam), Arti Yoediarti (dosen Unversitas Djuanda), dan Pambrasto ResÂtu (perwakilan Bank Mandiri).
Dari tingkat Mahasiswa UNIDA diantaranya Es KriÂmun, sebuah ice cream denÂgan bahan utama mentimun, CaTel atau Cassava scuttle panÂganan dengan berbahan dasar singkong, Limonen (produk obat nyamuk dari kulit jeruk), Subama (Sugar agar-agar daun suji), Chibi Kusuka (Mochi Ubi Kue SukaÂbumi), beÂras jagung liwet instan GNW (Gemuk No Way), Herbal Egg Fish, Sukabi (Suka Makan Ubi), Ramuan penyakit hati, TAPIR (tahu biji kecipir), dan Sukabi umbi-umbian yang merupakan singkatan dari suka ubi. Serta tingkat Siswa yakni Pembasmi nyamuk alaÂmi dengan gula aren dari SMK Amaliah Bogor dan Green pack, sebuah tas dari bahan daur ulang plastik dari SMK Wikrama Bogor.
Terlihat salah satu alumni IPB, Ahmad Nakib mempreÂsentasikan bahwa latar beÂlakang ekonomi dikatakan maju minimalnya 2 persen wirausaha, yang saat ini di InÂdonesia baru 1,6 persen. BerÂbeda dengan Malaysia yang sudah 4 persen dan Singapura 7 persen.
Menurut salah satu dewan juri Pambrasto Restu, dari Bank Mandiri mengaku kegÂiatan ini unttuk menggalakan wirausaha mandiri mencari bibit calon wirausaha muda. Apa yang tadi di presentasikan itu sangat bermanfaat sekali untuk perkembangan wirausaÂha itu sendiri.
Khususnya bagi mereka, masih muda tetapi sudah meÂmiliki inovasi-inovasi yang mungkin sebagian orang belum m e Âmiliki inovasi seperti itu. Apalagi denÂgan didukung acara seperti ini yang cocok sekali untuk mengemÂbangkan ide mereka, untuk terus berinovasi serta memajukan wirausaha di Indonesia.
“Saya rasa acara seperti ini harus tetap dipertahankan, ditingkatkan kualitasnya jadi kita mengharapkan dari acara-acara seperti ini akan memunÂculkan wirausaha-wirausaha muda yang benar-benar berÂbakat dan bisa membangun bangsa,†pungkasnya.
Sementara itu, Martin RoÂestamy menyatakan dalam sambutannya. Bahwa kita haÂrus melihat bagaimana orienÂtasi pada minat pasar supaya bernilai, cepat, tepat, dapat, dan kualitas. Dengan Enak, harga murah, sehat. “Saya haÂrap keluar dari pintu ini kalian sudah harus punya cita-cita, jangan punya niat jadi pegaÂwai, 20 tahun lagi harus punya 20 rumah dan berbagai asset. Ucap rector UNIDA seraya membakar semangat para auÂdiens,†tambahnya.
Berdasarkan penilaian Dewan Juri dari tingkat SMA/ SMK/MA dan sederÂajat di menangkan oleh SMK Amaliah, dengan perolehan nilai 850 “saya sendiri sebagai juri baru tahu jika gula aren dan ragi itu bisa menjadi obat nyamuk, ide itu cukup brilliant jadi mereka cukup layak untuk menjadi juara 1 di tingkatnyaâ€. Ungkap salah satu juri. Dan juara 2 dimenangkan oleh SMK Wikrama Bogor.
Sementara itu untuk tingkat Mahasiswa, Produk Nasi Liwet Jagung dari Fakultas Pertanian berhasil menjadi juara 1 dan menyabet piala bergilir kontes Inovasi Bisnis tahun ini dengan perolehan nilai 1110, Juara 2 produk suka ubi atau SUKABI dengan perolehan nilai 1000 dan juara 3 Produk Herbal Egg Fish denÂgan perolehan nilai 980.
“Nasi liwet jagung menjadi juara karena Inovasinya, kareÂna kita melihat nasi liwet instan yang pakai jagung itu belum pernah ada dan kebanyakan pakai beras biasa. Yang kedua, mereka memberikan solusi kepada orang-orang yang meÂmiliki penyakit tertentu, sepÂerti kegemukan, diabetes, dan kolesterol, jadi cocok dengan tagline Gemuk No Way, lalu produknya yang dibuat dapat bertahan lama dan penjualanÂnya pun bisa dilakukan secara global namun memiliki nilai lokal (khas) Indonesia. MahaÂsiswa harus belajar memikirÂkan untuk membuat produk yang prospek untuk dijalani dan kontinuitasnya dapat diÂpertahankan, dan belajar unÂtuk melaksanakan bisnisnya mulai sekarang dengan manaÂjemen waktu yang baik, seÂhingga saat lulus mereka tidak terjebak pada stigma untuk menjadi pegawai,†ungkap Arti Yoesdiarti yang juga salah satu dosen Fakultas Pertanian. (*)