TIONGKOK TODAYÂ – Sebuah patung emas raksasa presiden pertama China dan pendiri ParÂtai Komunis, Mao Zedong, yang baru saja dibangun di sebuah perdesaan di China dirobohkan menyusul protes dan kritik maÂsyarakat di media sosial.
Seperti dikutip dari USA ToÂday, sesaat setelah foto patung mantan pemimpin China itu diÂunggah di internet, media sosial langsung ramai. Sebagian besar mengatakan bahwa dana pemÂbuatan patung itu bisa digunakan untuk pendidikan masyarakat, sementara yang lainnya mencÂemooh. Patung setinggi 36,6 meÂter yang berdiri di tengah pertaÂnian desa Zhushigang, provinsi Henan, itu oleh sebagian netizen dikatakan mirip posisi Mao saat sedang buang air besar.
Dilaporkan, patung itu dibanÂgun dengan biaya hingga 3 juta yuan atau lebih dari Rp6,3 miliar. Menyusul gejolak di media sosial, pemerintah lokal merobohkan patung pemimpin revolusi dan pendiri China itu dengan alasan tidak memiliki izin.
Pembuatan patung Mao terseÂbut dibiayai oleh seorang penÂgusaha lokal bernama Sun QingxÂin. New York Times menuliskan, Sun memiliki pabrik manufaktur, beberapa rumah sakit dan pabrik pemrosesan makanan.
Menurut warga setempat, Sun adalah penggemar beÂrat Mao. “Dia menggilai Mao. Pabriknya penuh dengan gamÂbar Mao,†kata seorang petani kentang setempat, Wang, kepada koran People’s Daily.
Patung itu juga dirobohkan di tengah kekhawatiran pemerÂintah Xi Jinping akan sosok Mao yang kini semakin dikultuskan oleh rakyat China. Koran China Global Times melaporkan bulan lalu, pejabat pemerintah menÂgatakan Mao telah dianggap sebÂagai “dewa dan pemimpin spiriÂtual†oleh warga di perdesaan. Bahkan ada sebuah kuil untuk memujanya.
Pemerintah pusat mencoba untuk membendung pemahaman dan praktik yang dianggap menyÂimpang ini. “Kita tidak bisa menyÂembah (Mao) sebagai dewa hanya karena dia adalah orang hebat, tiÂdak boleh membiarkan orang lain melakukannya dan membetulkan kesalahan mereka,†kata Presiden China, Xi Jinping, kemarin.
(Yuska Apitya/net)