TIONGKOK TODAYÂ – Militer China mengerahkan sistem rudal canggih berjenis peluru kendali darat-ke-udara ke salah satu pulau yang diÂpersengketakan di kawasan di Laut China Selatan.
Menurut laporan Fox News, ciÂtra satelit sipil milik ImageSat InterÂnasional menunjukkan dua baterai dari delapan peluncur rudal darat-ke-udara dan sistem radar di Pulau Woody, bagian dari rantai Pulau Paracel di kawasan Laut China SeÂlatan, yang diklaim oleh Taiwan dan Vietnam. “Meskipun saya tidak bisa mengomentari hal-hal yang berkaiÂtan dengan intelijen, kami mengawaÂsi hal ini dengan sangat tajam,†ujar juru bicara Pentagon, Bill Urban, terÂkait peluncuran rudal tersebut.
Laporan Fox dipublikasikan di tengah pertemuan antara para peÂmimpin ASEAN dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama di California. Pada konferensi pers setelah pertemuan itu, Obama menÂgatakan ia dan para pemimpin Asia Tenggara membahas kebutuhan unÂtuk meredakan ketegangan di Laut China Selatan. Pertemuan itu menyÂetujui bahwa setiap sengketa teritoÂrial harus diselesaikan secara damai dan melalui jalur hukum.
Bulan lalu, China geram karena kapal perusak milik Angkatan Laut AS berlayar dalam jarak 12 mil laut dari Pulau Triton, yang termasuk dalam rantai Pulau Paracel. China menilai langkah AS ini sebagai tindaÂkan provokatif.
Sementara, Pentagon mengklaim langkah ini dilakukan untuk melaÂwan upaya oleh China, Vietnam dan Taiwan untuk membatasi kebebasan navigasi. Fox melaporkan bahwa rudal China tiba di Pulau Woody seÂlama seminggu terakhir. Menurut ciÂtra satelit, pantai di pulau itu kosong pada 3 Februari, namun rudal terliÂhat oleh 14 Februari.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama beberapa kali menyerukan penghentian militerisasi, perang dingin dan pembangunan konstrukÂsi baru di wilayah lautan Asia, terÂmasuk di Laut China Selatan dalam pertemuan KTT AS-ASEAN pekan ini di California.
Dalam penutupan KTT AS-ASEÂAN pada Selasa (16/2/2016) waktu setempat, Obama mengungkapkan bahwa dia dan sejumlah pemimpin negara ASEAN berdiskusi untuk menemukan cara meredakan keteÂgangan di Laut China Selatan. PerÂtemuan ini menyepakati bahwa sengketa wilayah di kawasan itu harus diselesaikan dengan jalan daÂmai melalui jalur hukum. Obama mengungkapkan bahwa dalam perÂtemuan tersebut para pemimpin ASEAN menegaskan “komitmen kuat kami dalam tatanan regional, di mana aturan internasional dan norÂma serta hak seluruh negara, besar maupun kecil, ditegakkan.
“Kami berdiskusi soal langkah-langÂkah nyata untuk menurunkan tensi di kawasan Laut China Selatan, termasuk penghentian reklamasi, pembangunan baru dan militerisasi di area yang diperÂsengketakan,†ujar Obama.
Komentar Obama tersebut seÂcara tidak langsung merujuk kepada pembangunan masif landasan pacu dan pelabuhan di sejumlah pulau buatan China, yang dapat diperguÂnakan untuk kepentingan militer. “Ketika ASEAN berbicara dengan jelas dan terpadu, mereka dapat membantu menciptakan keamanan, kesempatan dan kehidupan yang bermartabat,†lanjut Obama.
Meski demikian, pernyataan berÂsama yang menjadi hasil dari KTT AS-ASEAN itu tidak secara spesifik menyebutkan langkah yang akan diÂlakukan Washington terhadap aktiviÂtas China di Laut China Selatan.
Padahal, menurut citra satelit dari ImageSat Internasional, China telah menempatkan rudal di Pulau Woody, bagian dari rantai Pulau Paracel di kawasan Laut China Selatan, yang juga diklaim oleh Taiwan dan VietÂnam. Juru bicara Kementerian PertahÂanan Taiwan, Jenderal David Lo, mengÂkonfirmasi bahwa informasi tersebut.
Selain itu, Obama kembali meneÂgaskan bahwa AS memiliki hak untuk beroperasi secara bebas di kawasan internasional. Obama mengatakan AS “akan terus melakukan penerbanÂgan, pelayaran dan beroperasi dimaÂna pun selama diizinkan oleh hukum internasional, dan mendukung hak semua negara untuk melakukan hal yang sama.†“Kebebasan navigasi harus ditegakkan dan perdagangan yang sesuai dengan hukum tidak boÂleh dihambat,†ujar Obama.
KTT ASEAN-AS digelar selama dua hari di Sunnyland, California, dengan tujuan mendekatkan hubunÂgan Washington dengan ASEAN, yang sejalan dengan kebijakan luar negeri Obama untuk “menyeimbangÂkan†sumber daya dan perhatian ke kawasan Asia Pasifik. KTT ini juga dinilai sebagai upaya AS membendÂung pengaruh China yang meluas di kawasan ASEAN.
(Yuska Apitya/net)