SEJATINYA, kujang menjadi salah satu ikon Kota Bogor. Kujang sendiri merupakan senjata khas Jawa Barat yang memiliki bentuk unik, mengagumkan serta memiliki nilai sejarah tinggi.
Oleh : Winda Herviana
[email protected]
Wahyu Affandi Suradinata, ialah seorang Guru Teupa atau penÂgrajin kujang. Berawal dari hobi membuat kerajinan kujang sejak tahun 1995, Wahyu mulai merintis usaha kuÂjang untuk diperjualbelikan di tahun 2005, bertempat di JaÂlan ParungbenÂteng RT 04/01 No. 120 KeÂlurahan KatÂulampa, Bogor.
“Sebetulnya semua berawal dari hobi. SeÂbelumnya saya hanya senang membuat sebagai koleksi, kemudian orang-orang mulai tertarik dengan hasil yang saya buat, akhirnya dengan dorongan orang-orang terdekat saya mulai unÂtuk menjual beberapa kujang,†papar Wahyu, Rabu (25/5/2016).
Keahlian Wahyu dalam membuat kerajinan ini dilakukannya secara autodidak. Belasan taÂhun menekuni pembuatan kujang, membuat hasil karyanya tak perlu diragukan lagi. RatuÂsan karya kujang telah dihasilkan dan terjual hingga ke luar daerah.
Untuk memulai usahanya ini, Wahyu menÂgaku tidak mengeluarkan dana yang fantastis. Perihal keuntungan yang didapatnya pun diÂrasa Wahyu relatif seperti pengrajin lainnya. “Saya tidak terlalu memikirkan perihal untung ruginya, yang terpenting saya senang memÂbuat kujang. Sudah bisa mencukupi kebutuhan semuanya pun saya sangat bersyukur,†jelas pria yang gemar menggunakan ikat kepala khas Sunda ini.
Dalam menentukan harga, Wahyu pun tak asal mematok harga. Seperti Kujang mata 9 dipatok seharga Rp 990 ribu, kujang mata 5 dihargai Rp 550 ribu dan kujang mata 6 ialah Rp 660 ribu.