AMERIKA TODAYÂ – Sembilan orang dipastiÂkan tewas dalam penembakan di gereja khuÂsus jemaat kulit hitam di Charleston, Amerika Serikat, Rabu(17/6/2015) malam.
Dalam konferensi pers empat jam usai penembakan, kepala polisi Charleston GregÂory Mullen mengatakan bahwa delapan korÂban tewas di tempat, sementara seorang lainÂnya meninggal di rumah sakit.
Ada seorang korban terluka, namun idenÂtitasnya tidak disebutkan. Di antara korban tewas adalah pastur Clementa Pinkney. Polisi tiba di Gereja Episcopal Metodis Afrika EmanÂuel sekitar pukul 21:00, setelah muncul lapoÂran penembakan. Saat tiba di lokasi, delapan orang ditemukan telah tewas di dalam gereja, seorang lainnya langsung dilarikan ke rumah sakit. Pelaku melarikan diri.
Mullen mengatakan polisi meyakini bahÂwa ini adalah kejahatan bermotifkan kebenÂcian untuk kelompok tertentu, dalam hal ini adalah warga kulit hitam. “Sama sekali tidak terduga di masyarakat seperti sekarang ada seseorang masuk ke gereja saat jemaah tenÂgah berdoa dan membunuh mereka,†kata Mullen, dikutip Reuters.
Menyusul serangan tersebut muncul anÂcaman bom. Setelah dilakukan penyisiran diketahui ancaman itu tidak terbukti.
Hingga saat ini polisi masih terus membÂuru pelaku yang masih buron. Menurut polisi berdasarkan pengakuan saksi mata, ciri-ciri pelaku adalah pria kulit putih berusia 20-an dengan postur tubuh tegap. Pelaku mengenaÂkan sweater warga abu-abu, jeans biru dan sepatu boot.
Sempat terjadi salah tangkap saat polisi memborgol seorang fotografer yang memiliki ciri persis pelaku. Belakangan, fotografer loÂkal itu dibebaskan.
Gereja Episcopal Metodis Afrika Emanuel adalah tempat ibadah bersejarah yang dibanÂgun tahun 1816. Saat itu, jemaah kulit hitam dari Gereja Episcopal Metodis Emanuel meÂmutuskan memisahkan diri dan membangun gereja sendiri setelah terlibat cekcok dengan jemaah kulit putih terkait lahan pemakaman.
Enam tahun kemudian, salah satu pendiri gereja itu dituduh terlibat dalam kasus pemÂberontakan budak. Walaupun dia tidak dihuÂkum, namun gereja itu sempat dibakar massa dan dibangun kembali tahun 1834.
(Yuska Apitya/net)