PT Bio Farma (Persero) akan membangun Life Science Park dengan fasilitas animal lab terbesar di Asia, di kawasan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jabar.
Oleh : Apriyadi Hidayat
[email protected]
Laboratorium peneÂlitian tersebut akan dibangun di lahan seÂluas 500 haktare di kawasan itu. â€Life Science Park dengan animal lab terbesar di Asia akan dibangun di kawasan Jasinga Kabupaten Bogor. KaÂwasan itu juga disiapkan untuk penelitian dan pembuatan vakÂsin-vaksin terbaru Bio Farma,†kata Direktur Utama Bio Farma Iskandar, pada pembukaan Forum Riset Vaksin Nasional (FRVN), di Bandung, kemarin.
Iskandar mengatakan, pembangunan kawasan Life Science Park merupakan bagian dari rencana jangka panjang untuk 200 tahun ke depan dari program dan pengembangan vaksin. SeÂluruh riset dan percobaan pengembangan vaksin, terÂmasuk salah satunya untuk baÂhan baku akan dipusatkan di kawasan tersebut. â€Nantinya, kawasan itu menjadi laboraÂtorium terbesar kami dengan visi untuk rencana pengemÂbangan Bio Farma 200 tahun ke depan. Kawasan itu akan menjadi masa depan Bio FarÂma,†paparnya.
Selain itu, menurut IsÂkandar, pengembangan laboÂratorium dan pabrik baru Bio Farma itu merupakan investasi perusahaan itu untuk generasi yang akan datang. Investasi jangka panjang diperlukan karena karakter pengembanÂgan produk vaksin juga harus dilakukan dalam waktu yang lama dan bertahap. â€Penelitian untuk satu produk vaksin itu bisa menghabiskan waktu 15-20 tahun, sehingga kita harus puÂnya rencana sampai 200 tahuÂnan,†katanya.
Dia menyebutkan, dengan pengembangan produk, meÂmungkinkan produsen vaksin satu-satunya di Indonesia itu berkontribusi untuk produk life science dan pengobatan berbaÂsis biologi. â€Dalam pertemuan dengan WHO, kebutuhan duÂnia tak hanya vaksin juga produk biosimilar yakni produk biologi yang bisa dimanfaatkan untuk pengobatan. Dan secara teknoloÂgi, kitamampu,†jelasIskandar.
Sementara itu, Menteri KesÂehatan Prof Dr Nila Djuwita F Moeloek menyatakan dukunÂgannya terhadap rencana beÂsar pembangunan Life Science Park di kawasan Bogor itu. Ia berharap fasilitas itu bisa berÂperan dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. â€Saya apresiasi rencana Bio Farma membangun Life SciÂence Park di Jasinga, KabuÂpaten Bogor, dan setuju denÂgan rencana perseroan untuk pengembangan 200 tahun ke depan.
Indonesia butuh lompatan-lompatan untuk bisa meninÂgkatkan kualitas kesehatan masyarakat,†kata Nila. Pada kesempatan itu Menteri KesÂehatan juga meminta sinergi peneliti bidang kesehatan terutama dalam pengembanÂgan vaksin lebih intensif seÂhingga menghasilkan produk life science yang dibutuhkan masyarakat.
â€Perkembangan dunia kesehatan begitu cepat, dan saya sepakat dengan rencana pengembangan200tahundari BioFarma. Diharapkan, upaya itu bisa menjawab permasalaÂhan kesehatan yang dihadapi tak hanya di dalam negeri tapi di dunia,†papar Nila.
Menurut wakil ketua FRVN 2015 Novilia S Bahtiar produk l i fe-s c ienceyangdiker j a Âkanoleh peneliti–peneliti ini adalah produk Biologi yang bisa juga digunakan untuk terapi atau pengobatan sepÂerti eritropoietin (EPO), yaitu suatu bio similar untuk terapi anemia yang diberikan kepaÂda penderita penyakit ginjal kronis dan stem cell.
â€Cakupan penelitian dari forum ini, kami perluas menÂjadi tidak hanya di vaksin saja, melainkan mulai merambah ke produk yang sifatnya life-science yang meliputi vaksin, stem cell, dan biosimilar yaitu produk biologi yang bisa diÂmanfaatkan untuk pengobÂatan,†ujar Novilia.
Salah satu konsorsium yang sudah berhasil mencapai tahap hilirisasi dalam pengembangan vaksin adalah konsorsium VakÂsin Hepatitis B. (SND)